MEDIAWARTA.COM – Jack Ma, pendiri dan CEO Alibaba Group, menjadi orang terkaya di China setelah perusahaannya melakukan IPO dengan nilai mencapai US$ 25 miliar pada September tahun lalu.
Tetapi hasil IPO yang fantastis tersebut ternyata tidak lantas membuat Ma bahagia. Dia mengaku lebih merasa bahagia saat bekerja setelah lulus kuliah.
Jack Ma lulus kuliah pada tahun 1988, lalu bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sebuah universitas lokal di kampung halamannya di Hangzhou, China. Waktu itu, dia hanya berpenghasilan US$ 12 per bulan. Ma menyebut periode tersebut sebagai ‘kehidupan terbaik yang saya punya’
” Bila Anda tidak memiliki banyak uang, Anda akan tahu bagaimana menghabiskannya (secara bijak),” Ma menjelaskan. ” Tapi begitu Anda menjadi miliarder, Anda memiliki banyak tanggung jawab.
Menurut Ma, jika seseorang memiliki uang kurang dari US$ 1 juta, dia tahu bagaimana menghabiskan uang tersebut dengan baik.
” Tetapi jika punya US$ 1 miliar, itu bukan uang Anda. Uang yang saya miliki saat ini adalah tanggung jawab. Ini kepercayaan orang kepada saya.” katanya.
Ma mengatakan dia merasa perlu untuk menghabiskan uangnya ‘atas nama publik’.
” Saya menghabiskan dengan cara kami. Ini adalah kepercayaan,” katanya.
Ini bukan pertama kalinya Ma berbicara tentang beban menjadi miliarder. Dia menganggap hari-harinya sebagai guru bahasa Inggris sebagai ‘fantastis’.
Dia mengatakan orang dengan US$ 1 juta ‘beruntung’, tetapi ketika mencapai US$ 10 juta, ‘Anda punya masalah’.
Setelah IPO, Ma mengatakan bahwa dia mendapat tekanan yang datang bersama tanggung jawab. Apalagi sekarang dunia sedang fokus pada harga saham Alibaba.
Comment