MEDIAWARTA.COM, BUTON TENGAH – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 11 Juni 2021 di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Dakwah yang Ramah di Internet.”
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri atas Sri Chatun selaku dosen FISIP Undana dan Plakpesdam PWNU NTT, Rosniawati selaku Ketua AJI Kendari, La Yusri dari Balai Bahasa Sulawesi Tenggara sekaligus budayawan Buton, dan Muhammad Aljebra Aliksan Rauf selaku dosen, pegiat literasi, dan praktisi hukum. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Vivi Zabkie selaku Manajer Riset KIC. Episode kali ini diikuti oleh 491 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Sri Chatun yang membawakan tema “Digital Skills: Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama.” Menurut Sri, dakwah adalah ujaran untuk ke arah yang lebih baik yang mengajak pada kebaikan. Oleh karena itu, pengguna internet harus menjaga diri agar tidak terjerumus pada hal-hal yang bisa merugikan. “Kita tidak punya kontrol dalam penggunaan internet, namun kita memiliki kendali penuh atas apa yang akan kita lakukan,” tegasnya.
Berikutnya, Rosniawati menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics: Bijak di Kolom Komentar.” Ia mengatakan, informasi dari internet begitu deras, namun pengguna yang kritis masih sedikit karena rendahnya minat baca. “Bacalah informasi secara utuh. Bila perlu, tumbuhkan sikap skeptis dengan melihat informasi tersebut benar atau tidak,” pesan Rosniawati.
Sebagai pemateri ketiga, La Yusri membawakan tema tentang “Digital Culture: Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital.” Menurut dia, internet dapat menjadi ruang belajar bagi semua orang. Di sisi lain, ia juga dapat menjadi ruang kekerasan dan perundungan. “Pesatnya perkembangan telekomunikasi dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, sehingga harus diimbangi dengan edukasi yang cukup,” ujar La Yusri.
Adapun Muhammad Aljebra Aliksan Rauf, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Digital Safety: Tips dan Pentingnya Internet Sehat.” Ia menuturkan, internet memiliki manfaat untuk mencari informasi, bermain, belajar, berkomunikasi, dan menjadi wadah kreativitas. Namun, internet juga berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perundungan siber, penguntitan siber, penipuan siber, perjudian siber, pengelabuan, dan pelanggaran HAKI. “Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan dapat menggunakan internet dengan bijak untuk menghindari efek negatifnya,” harapnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Comment