Beretika di Media Sosial, Gunakan Bahasa yang Baik dan Benar

MEDIAWARTA.COM, TANA TORAJA – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 11 Juni 2021 di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial.” 

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Riant Raafi selaku pemilik Plaza-bisnis.com, Putri Damayanti Potabuga selaku pendiri Climate Institute, Andi Fauziah Astrid selaku Dosen Jurnalistik UIN Makassar, dan Muhammad Khairil selaku Pemeriksa Fakta Senior Mafindo. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Febrina Stevani selaku konsultan komunikasi. Episode kali ini diikuti oleh 219 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama, Riant Raafi, mengantarkan materi “Digital Skills: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membuat konten positif dan kreatif di Internet. Beberapa diantaranya adalah membuat video, mengedit, dan mengasah kemampuan menulis. “Yang tak kalah penting lagi adalah meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum,” imbuhnya. 

Sementara itu, Putri Damayanti Potabuga sebagai narasumber kedua, memaparkan materi tentang etika digital. Menurut Putri, ada beberapa prinsip etika penerimaan berita di media sosial. Pertama, saring sebelum menyukai dan berbagi kiriman. Kedua, baca dan pikirkan ulang. Ketiga, memakai bahasa dan etika penulisan yang baik. “Terakhir, laporkan atau blocked jika ada akun yang menyebarkan kebencian, pornografi, dan SARA,” tegasnya. 

Andi Fauziah Astrid sebagai pemateri ketiga memaparkan tentang “Digital Culture: Bahasa Baik di Media Digital.” Menurut Fauziah, bahasa yang baik dan benar di dunia digital merupakan integrasi sila kedua dan ketiga Pancasila. “Kita harus memahami aturan di dunia digital, ciptakan ruang debat yang sehat, dan bukan semata tren,” ujarnya. 

Pembicara terakhir, Muhammad Khairil mengusung materi “Digital Safety: Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Era Digital.” Dalam presentasinya, Khairil mengingatkan agar pengguna internet dapat mengamankan rekam jejak digital mereka. “Tinggalkan jejak digital yang positif agar aman dan nyaman dalam berinternet,” kata dia. 

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. 

Comment