MEDIAWARTA.COM, BOLAANG MONGONDOW UTARA – Sebanyak 1.029 peserta antusias berpartisipasi dalam Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Si berkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 26 November 2021 di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Merintis Bisnis Kuliner Daring”.
Empat orang narasumber tampil dalam seminar ini, yaitu Cecep Nurul Alam selaku bidang ahli ICT Kopertais II Jawa Barat; Gunawan Primasatya selaku entrepreneur sekaligus social media enthusiast; Nur Intan Sunusi selaku digital marketing sekaligus Miss Grand Sulawesi Tengah 2019; serta Isnawati Mohamad selaku dosen Seni Rupa Universitas Negeri Gorontalo. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Mila Karmila selaku penyiar radio. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.
Materi pertama oleh Cecep Nurul Alam berjudul “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Ia menuturkan bahwa internet memiliki beragam manfaat, salah satunya adalah dapat dijadikan sebagai alat untuk mensukseskan bisnis atau usaha. Masyarakat perlahan beralih menggunakan lokapasar sebagai tempat transaksi jual beli. Dari faktor biaya, contohnya, “Umumnya gratis, kecuali untuk menikmati fitur premium yang disediakan beberapa lokapasar khusus,” jelasnya.
Selanjutnya, Gunawan Primasatya membahas tema “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Ia menjelaskan bahwa dalam melakukan usaha di dunia digital, tidak dapat terlepas dari penggunaan netiket. Netiket merupakan tata krama atau sopan santun yang harus diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik. “Jujurlah dalam mendeskripsikan produk yang dijual, baik untuk tulisan maupun gambar atau foto produk,” ujarnya.
Pemateri ketiga, Isnawati Mohamad, memaparkan tema “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Mudahnya akses informasi dan komunikasi pada era ini membuat pembeli memiliki lebih banyak kekuatan jika dibandingkan dengan penjual. “Mengubah konsumen menjadi pelanggan setia membutuhkan usaha lebih untuk menjalin hubungan personal dan emosional. Jadi tidak hanya dengan menjual saja,” ucapnya.
Nur Intan Sunusi menutup sesi pemaparan materi dengan tema “Tips dan Trik Menghindari Penipuan Digital”. Ia mengatakan bahwa dalam menjalankan bisnis kuliner digital, terdapat jenis-jenis penipuan digital yang umum terjadi, salah satunya pesanan fiktif. Penipuan pesanan ini dilakukan pelanggan yang berpura-pura belanja melalui aplikasi layanan antar makanan. “Pada bukti transfer palsu terlihat buram. Jika penjual mendapatkan bukti transfer seperti itu, maka sudah dipastikan itu bukti transfer palsu,” jelasnya.
Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya menanyakan keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar dapat bersaing dengan orang-orang yang sudah memulai bisnis daring terlebih dahulu. Menanggapi pertanyaan tersebut, Cecep menjawab bahwa keterampilan pertama yang diperlukan adalah kesopanan dalam berinteraksi dengan pelanggan. Selanjutnya, penjual perlu memiliki keterampilan dalam mengambil foto agar barang yang dijual tampak lebih menarik bagi mata pembeli.
Comment