MEDIAWARTA.COM – Bertepatan dengan Hari Air Sedunia 2022, Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba pembawa perubahan dari GoTo Group, bersama sembilan changemakers dari Catalyst Changemakers Lab (CCL) melakukan aksi nyata menangani permasalahan air di Indonesia. Solusi inovatif ini melibatkan para startup, organisasi sipil masyarakat (LSM), masyarakat dan pemerintah, untuk bersama-sama menjawab permasalahan air di kota Makassar, Semarang, dan Bandar Lampung mulai dari Mei 2022 sampai setahun ke depan.
Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa mengatakan “Setelah melakukan persiapan selama tiga bulan, solusi dari para startup dan organisasi lingkungan dibawah program CCL kini siap diimplementasikan. Solusi tersebut dirancang khusus untuk menjawab persoalan setiap kota terutama yang terkait akses air minum, pelestarian air, sampah di perairan, dan ketahanan terhadap bencana hidrometeorologi.”
Monica menambahkan, “YABB dan CCL sengaja memilih permasalahan terkait air karena kami melihat dua isu pada tahun 2021 yang membutuhkan kita untuk bergerak bersama. Pertama, 70% akses air minum di Indonesia masih berasal dari sumber non-perpipaan, yang meliputi air bawah tanah, kran umum, dan sumber lainnya. Kedua, sebesar 98% bencana alam yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi seperti bencana banjir. Ketiga, air adalah penopang hidup kita yang erat kaitannya dengan sampah, perubahan iklim, ketimpangan sosial ekonomi, dan kerentanan terhadap bencana hidrometeorologi. Kami pun memilih tiga kota pesisir yang memiliki resiko terdampak dari kedua isu tersebut”
Sebagai contoh, lebih dari 50% rumah tangga di Makassar belum memiliki akses terhadap air bersih melalui perpipaan di tahun 2021. Sementara di Semarang, lebih dari 200 bencana alam merupakan bencana hidrometeorologi. Lebih lanjut, permasalahan sampah sebesar 276.000 ton dengan 28% jumlah sampah yang merupakan plastik telah mencemari Bandar Lampung.
Guna menjawab persoalan tersebut, YABB, GoTo, mitra pelaksana Social Innovation Acceleration Program (SIAP), dan BAPPENAS telah memilih sembilan changemakers yang terbagi dalam tiga kelompok untuk menjawab persoalan di masing-masing kota tersebut. Adapun solusi permasalahan air yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut:
- Sumber air bersih alternatif bagi masyarakat di kecamatan Tallo Makassar – Celebes Green Project, Terra Water, dan Kopernik dari kelompok Makassar akan menggunakan teknologi penuaian air hujan komunal serta penyaringan air minum skala rumah tangga sebagai sumber air alternatif di wilayah pesisir, kecamatan Tallo. Indah Arifah Febriany selaku Coordinator of Celebes Green Project menambahkan, “Sebagai permulaan, solusi inovatif ini bisa menyediakan akses air minum layak dan aman bagi 100 kepala keluarga yang memiliki anak dan tidak memiliki akses air minum, mengurangi tingkat kebocoran, dan menurunkan biaya pengeluaran untuk air.”
- Bangun ketahanan bencana hidrometeorologi melalui implementasi teknologi zero run-off di Mijen, Ngaliyan, Gunungpati, dan Tembalang Semarang – “SolusiBanjir.id, bersama dengan Liberates Creative Colony dan Pore Block menerapkan zero run-off technology untuk membangun ketahanan kecamatan Mijen, Ngaliyan, Gunungpati, dan Tembalang yang telah mengalami 72 bencana hidrometeorologi” ucap Sabrina Farah Salsabila, Chief Operating Officer SolusiBanjir.id. Teknologi yang diterapkan, diharapkan dapat mengurangi aliran air permukaan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah. Selain menerapkan inovasi melalui kolaborasi dengan pemerintah setempat, changemakers juga menyelenggarakan pelatihan kesiapsiagaan bencana banjir untuk masyarakat.
- Sistem manajemen sampah melalui konsep ekonomi sirkuler di Pulau Pasaran, Bandar Lampung – Dicky Dwi Alfandy, Project Director Gajahlah Kebersihan, mengatakan “Gajahlah Kebersihan, Angkuts Indonesia, dan Askara Cendekia akan menerapkan sistem manajemen sampah melalui konsep ekonomi sirkular dengan tiga pendekatan, yaitu edukasi, platform penjemputan sampah, dan teknologi pengolahan sampah untuk sampah residu di pulau Pasaran.” Dalam implementasinya, sejumlah 69 ton sampah plastik dan organik per tahun akan dikelola, 800 orang akan mendapatkan pelatihan tentang kebijakan terkait sampah, pengurangan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Diharapkan sistem manajemen tersebut juga dapat memberikan dampak perekonomian yang positif kepada 150 pedagang dan pengelola sampah setempat.
“YABB pun berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak, untuk menciptakan dampak yang mengakar dan berkelanjutan melalui kekuatan kolaborasi, perubahan paradigma, serta teknologi dan inovasi. Kita mungkin sumber masalahnya, namun kita harus bisa menjadi bagian dari solusi juga” tutup Monica.
Comment