MEDIAWARTA, MAKASSAR – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi bersama Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM bersinergi melaksanakan pembagian 16.930 konverter kit BBM ke LPG untuk Nelayan dan Petani di 14 Kota/Kabupaten se-Sulawesi Selatan dan Tenggara. Program tersebut menjadi bagian dari transisi energi skala mikro untuk membuat petani dan nelayan semakin efisien dalam menggunakan bahan bakar dan mempermudah akses mendapatkan bahan bakar tersebut.
14 Kota/Kabupaten yang menjadi sasaran program ini antara lain 11 Kabupaten di Sulsel yakni Kab. Maros, Gowa, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Jeneponto, Selayar, Bone, Wajo, Pangkep, Soppeng ditambah 3 daerah di Sultra yaitu Kab. Kolaka Utara, Konawe Selatan dan Kota Kendari. Paket yang dibagikan terdiri dari 8399 paket untuk nelayan dan 8531 paket untuk petani.
Area Manager Comm, Rel & CSR Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan dengan adanya program konversi BBM ke LPG ini petani dan nelayan akan sangat diuntungkan. Selain dari sisi akses dimana tabung LPG bisa ditemukan dimana saja sekarang dan dari sisi efisiensi ada penghematan.
“Mereka bisa menghemat pengeluaran pemakaian BBM. Dengan pemakaian normal, 1 tabung LPG 3 Kg setara dengan 7 liter BBM, jelas sangat menghemat apalagi dengan kondisi harga sekarang,” ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan secara nasional program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2016 dengan total 99 ribu lebih paket konversi untuk petani dan nelayan hingga tahun 2021. Program ini bertujuan awalnya bertujuan untuk menyelamarkan lingkungan.
“Pemakaian gas LPG emisinya lebih sedikit dibandingkan dengan BBM,” ujarnya.
Saat ini hampir seluruh desa di Sulawesi sudah memiliki pangkalan dengan adanya inisiatif program One Village One Outlet (OVOO) LPG diharapkan semua kebutuhan nelayan dan petani dapat tercover dan dengan adanya konversi BBM ke LPG diharapkan juga dapat mengurangi pembelian BBm menggunakan jerigen di SPBU oleh petani dan nelayan.
Comment