BI Sulsel Perkuat Tiga Pilar Pengembangan Ekonomi Syariah Lewat Pelatihan Jurnalis di Yogyakarta

Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta

MEDIAWARTA, YOGYAKARTA — Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah (Eksyar) melalui pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan.

Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Training for Trainer (ToT) bagi puluhan jurnalis Sulsel yang digelar di Hotel Novotel Suites Maliboro, Yogyakarta, Senin (23/6/2025).

Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya BI untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai ekonomi syariah, serta memperkuat kolaborasi strategis antara regulator dan media massa.

Dalam pemaparannya, Assistant Manager BI Sulsel, Siti Kamilia Albaar, menyampaikan bahwa pengembangan Eksyar secara nasional bertumpu pada tiga pilar utama: penguatan ekosistem produk halal, penguatan sektor keuangan syariah, dan peningkatan literasi, inklusi, serta gaya hidup halal.

“Tiga pilar ini adalah fondasi untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Sinergi dari seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan sektor ini,” terang Kamilia.

Lebih lanjut, BI Sulsel memaparkan kerangka kerja strategis yang menyasar tiga sasaran utama: peningkatan kontribusi sektor produk halal, penguatan pembiayaan dan pasar keuangan syariah, serta peningkatan literasi ekonomi syariah di kalangan masyarakat. Kerangka ini diperkuat oleh program unggulan seperti pengembangan ekosistem halal food, modest fashion, dan pariwisata halal.

Kamilia juga menekankan pentingnya edukasi publik mengenai ruang lingkup halal lifestyle yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari konsumsi makanan dan minuman halal, kosmetik, farmasi, layanan keuangan syariah, hingga media dan hiburan berbasis nilai-nilai Islam.

“Kesadaran akan gaya hidup halal perlu ditumbuhkan dari rumah, sekolah, hingga pasar,” ujarnya.

Di tingkat regional, BI Sulsel telah menjalankan sejumlah inisiatif konkret. Di antaranya adalah program edukasi dan pendampingan sertifikasi halal kepada lebih dari 100 UMKM per tahun, pembinaan 15 pesantren melalui pelatihan kewirausahaan, serta penyelenggaraan Pekan Ekonomi Syariah (PESYAR) dan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia.

Kamilia juga menyoroti peran vital media dalam membentuk narasi yang konstruktif terkait ekonomi syariah.

“Kami berharap para jurnalis menjadi mitra strategis dalam menyampaikan pesan ekonomi syariah secara tepat, terutama menjelang implementasi kebijakan Wajib Halal pada Oktober 2026,” jelasnya.

Salah satu program andalan BI Sulsel yang turut dikenalkan dalam pelatihan ini adalah IKRA Syariah.

Program ini memfasilitasi pelaku UMKM melalui pelatihan proses produksi halal, strategi pemasaran, hingga konektivitas dengan pasar global melalui partisipasi dalam ajang seperti ISEF dan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF).

Sebagai narasumber pelengkap, pelatihan ini turut menghadirkan akademisi dari Universitas Islam Indonesia, M. Bekti Hendrianto, selaku Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI).

Ia menegaskan bahwa sinergi antara lembaga, media, dan masyarakat merupakan kunci dalam menciptakan ekosistem ekonomi syariah yang kokoh dan berdaya saing global.

Comment