MEDIAWARTA, LUWU TIMUR – Bekerja tanpa lelah, Zuladehar dari tim Fest Sorowako Limonite merasakan betul bagaimana krisis tumpahan minyak ini harus segera diselesaikan.
Dengan semangat dan tekad, ia bersama timnya berjuang membersihkan setiap titik yang tercemar, demi satu tujuan: mengembalikan area agar terbebas dari kontaminasi.
Namun, perjuangan itu tak selalu mendapat apresiasi.
Sering kali, cibiran dan pandangan miring justru datang.
“Kerja lambat”, “PT Vale harus bertanggung jawab”, hingga tudingan lain yang menutup mata dari keringat para pekerja di lapangan. Seperti pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga, kerja keras para pejuang lapangan kerap tak terlihat oleh banyak orang.
Bagi Zuladehar dan rekan-rekannya, ini bukan sekadar pekerjaan. Ada keluarga yang ditinggalkan, ada rindu yang harus dipendam.
Sebagai karyawan kontraktor Sawerigading, ia rela menunda kebersamaan dengan istri dan anak demi misi mulia ini.
Di sisi lain, sang istri pun merasakan perjuangan yang sama. Dengan sabar ia menempuh perjalanan berkilometer sambil membawa anak mereka yang baru berusia tiga tahun, hanya untuk melepas rindu sejenak. Saat sang anak berlari kecil lalu memeluk ayahnya, semua lelah seakan terhapus.
Bagi mereka, kebahagiaan sederhana itu jauh lebih berharga dari apapun.
Sebuah pelukan, senyuman, dan momen kebersamaan singkat menjadi energi baru untuk kembali berjuang membersihkan jejak tumpahan minyak.
Comment