MEDIAWARTA, MAKASSAR – Di balik keramaian demonstrasi yang beberapa hari terakhir memanas di Kota Makassar, tersimpan kisah perjuangan seorang pemuda yang tak gentar menghadapi risiko demi mencari nafkah untuk keluarganya.
Namanya Iswan, 20 tahun, seorang penjual kopi keliling atau dikenal sebagai Rider Kopican.
Setiap hari, Iswan menyusuri jalanan kota untuk menjajakan kopi jualannya.
Dalam sehari, ia bisa menjual hingga 50 gelas dengan harga mulai Rp8.000 hingga Rp12.000 per cup.
Meski sederhana, pekerjaannya ini menjadi penopang utama bagi kehidupan dirinya dan keluarga.
Yang menarik, Iswan kerap mengambil risiko agar dagangannya laku. Salah satunya ketika ia nekat berjualan di lokasi aksi massa di depan Pos Polisi Flyover Makassar.
Demonstrasi memanas dan ricuh, dipicu penolakan terhadap kenaikan tunjangan DPR serta tuntutan pengusutan kasus penabrakan pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan.
Uniknya, di tengah situasi tegang bahkan berujung anarkis, Iswan tetap bertahan menjajakan kopi kepada siapa pun yang haus.
“Kalau tidak jualan, keluarga bisa tidak makan. Jadi saya beranikan diri ke lokasi demo di depan Pos Polisi Flyover yang sementara di rusak oleh massa demonstran, walau kadang agak takut,” ujarnya dengan nada tenang.
Sudah delapan bulan terakhir, ia menggantungkan hidup dari profesinya sebagai penjual kopi keliling.
Namun keberanian bukan satu-satunya modalnya. Iswan juga peka terhadap perkembangan zaman. Ia lebih senang jika pelanggannya bertransaksi nontunai melalui QRIS.
Menurutnya, pembayaran digital jauh lebih praktis, cepat, dan aman, terutama di tengah keramaian.
“Kalau pakai QRIS lebih gampang, tidak repot cari kembalian uang kecil,” tambahnya.
Untuk memastikan semua transaksi berjalan lancar, ia mengandalkan jaringan 4G Telkomsel. Bahkan di tengah kerumunan ratusan massa, sinyalnya tetap stabil sehingga ia bisa mengecek pembayaran tanpa hambatan.
“Selama pakai Telkomsel jaringannya lancar, jadi tidak ada masalah saat cek pembayaran via QRIS. Padahal banyak mahasiswa peserta aksi yang menggunakan operator lain mengeluhkan jaringan jelek karena banyak orang,” kata Iswan.
Salah seorang pembelinya, Sabda, jurnalis Metro TV, mengaku terbantu dengan kehadiran Iswan di lokasi demo.
“Kebetulan pas liputan demo lagi haus, terus ada es kopi gula aren yang dia jual. Kebetulan saya juga sudah lama menggunakan Telkomsel dan transaksi pakai QRIS lancar, meski massa ratusan orang. Sinyalnya tetap bagus,” tutur Sabda saat ditemui di bawah Flyover, Sabtu (30/8/2025) sore.
Kisah Iswan menjadi gambaran nyata bagaimana usaha kecil kini bertumpu pada teknologi digital. Bukan hanya soal kemudahan transaksi, tetapi juga peluang bertahan di tengah situasi sulit.
Dengan ponsel dan jaringan internet 4G Telkomsel, roda ekonomi mikro tetap bisa berjalan meski di tengah hiruk pikuk demonstrasi.
Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa transformasi digital telah merambah hingga ke pelaku usaha mikro.
Rider Kopican seperti Iswan membuktikan, dengan kreativitas dan keberanian, setiap peluang bisa dimanfaatkan, bahkan di tempat-tempat yang tak biasa.
Iswan sendiri berharap jualannya makin ramai pembeli.
“Semoga hari ini jualan saya habis di sini,” ujarnya dengan senyum tipis, sebelum kembali melayani pembeli yang menunggu segelas es kopi gula aren dingin di tengah panasnya aksi demonstrasi di Makassar.
Comment