MEDIAWARTA.COM, WASHINGTON – Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve memutuskan akan menahan suku bunga sampai bisa melihat dampak dari keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
Hal tersebut merupakan hasil pertemuan Dewan Gubernur The Fed pada Federal Open Market Committee (FOMC) pada 14-15 Juni lalu.
Seperti dikutip dari Kontan, Jumat (8/7/2016), pertemuan FOMC ini digelar sepekan sebelum Inggris menggelar referendum Uni Eropa pada 23 Juni. Saat itu, pasar sudah menunjukkan keresahan menjelang refendum dengan hasil Brexit tersebut.
Dewan Gubernur The Fed, Janet Louise Yellen, mengungkapkan, pihaknya sepakat menunggu data tambahan terkait konsekuensi Inggris meninggalkan Uni Eropa sebelum menentukan langkah moneter yang lain. Ini juga berdasarkan risalah pertemuan pada Rabu (6/7/2016).
Pilihan warga Inggris pada Brexit telah mengejutkan investor, dan memicu kerugian hingga 2 triliun dolar AS di pasar global.
Kondisi AS pun menjadi perhitungan The Fed. Salah seorang Gubernur The Fed, Daniel Tarullo mengajukan akan menahan suku bunga hingga inflasi AS lebih tinggi. Pada pertemuan Juni, The Fed juga menggaris bawahi pelambatan penambahan tenaga kerja di AS sebagai dampak bank sentral yang mempertahankan bunga.
Kemarin, yield acuan pasar utang AS kembali ke rekor terendah. Dolar AS yang sudah menanjak dua persen sejak referendum Brexit, juga melemah setelah pengumuman dari The Fed.
Sebelumnya, The Fed memberi sinyal masih ada ruang untuk kenaikan bunga dua kali lagi di sisa tahun ini untuk menjaga ekonomi AS.
Nisa Nasifah/Foto: businessinsider.com
Comment