Pefindo Naikkan Peringkat Bank Sulselbar

NAIK PERINGKAT - Pefindo menaikkan peringkat Bank Sulselbar dari peringkat A menjadi A+. Peringkat A+ disematkan untuk obligasi I/2011 dan sukuk mudharabah I/2011.

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Barat (Bank Sulselbar), dari peringkat A menjadi A+. Peringkat A+ disematkan untuk obligasi I/2011 dan sukuk mudharabah I/2011. Adapun outlook peringkat Bank Sulselbar adalah stabil.

Kenaikan peringkat tersebut mencerminkan kemampuan bank dalam menjaga indikator keuangan di tingkat yang sangat baik. Selain itu, Bank Sulselbar dinilai mampu mempertahankan posisi pasar yang kuat di wilayah Sulselbar yang dinilai memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan Bank Sulselbar memiliki potensi yang besar untuk terus bertumbuh.

Pefindo juga merilis, kenaikan peringkat tersebut mencerminkan pasar captive bank di Sulselbar memiliki permodalan yang sangat kuat dengan kualitas aset sangat baik.

Direktur Utama Bank Sulselbar, Rahmat Alimuddin, menyambut gembira kenaikan peringkat tersebut, dan menilai hal itu merupakan momentum yang tepat menjelang rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I dan sukuk mudharabah II Bank Sulselbar dengan total jumlah sebanyak Rp 1 triliun yang dijadwalkan efektif pada awal Juni 2016.

“Kenaikan peringkat, diharapkan mampu menarik minat investor dan dapat menekan suku bunga di level yang accepted dengan bisnis bank,” ujarnya.

Adapun dana obligasi yang segera diterbitkan, akan digunakan untuk ekspansi ke sektor kredit produktif, khususnya  usaha kecil dan menengah (UKM), karena potensi pada sektor itu dinilai masih terbuka luas. Selama ini, Bank Sulselbar juga mampu menekan kualitas aset, termasuk sektor produktif di tingkat yang rendah.

Rahmat menambahkan, peningkatan rating mampu membawa energi positif bagi manajemen dan karyawan Bank Sulselbar untuk meningkatkan kinerja. Apalagi, di tengah tantangan yang semakin kompleks era masyarakat ekonomi Asean (MEA).

“Kinerja yang baik ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah (Pemda). Untuk itu, kami tidak akan berpuas diri dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.

Berdasarkan data 2014, kredit non performing loan (NPL) perseroan mencapai 0,3 persen, atau jauh lebih rendah dari NPL Sulselbar sebesar 3,2 persen, bahkan untuk posisi 2015 (unaudited) NPL juga tercatat lebih rendah menjadi 0,28 persen. Meskipun demikian, pertumbuhan kredit tetap terdorong hingga 18 persen dan pertumbuhan kredit khusus ke sektor produktif melonjak hingga 61 persen.

Pencapaian sejalan visi dan misi Bank Sulselbar untuk menjadi mitra strategis Pemda dalam menggerakkan sektor riil dan memberikan nilai tambah bagi stakeholder-nya.

Comment