Dialog Jingga Keping Hati

Foto: Istimewa

“Memang kamu sudah negatif, kok.”
“Kelakuan negatif bagaimana?”
“Masa tidak tahu, sih?”
“Ka-kamu aneh deh, Nes!”
“Kamu yang aneh.”
“Aku tidak bisa menebak hatimu, Nes. Kamu berubah jadi aneh!”
“Terlebih-lebih kamu!”
“Oya?”
“He-eh.”
“Apa?”
“Sifat jelekmu itu….”
“Yang suka berganti-ganti pacar?”
“Tepat.”
“Yang suka bikin patah hati gadis-gadis?”
“Seratus untuk kamu.”
“Yang mata keranjang?”
“Memangnya siapa lagi?”
“Yang dijuluki si Hidung Belang?”
“Hidung betet juga boleh.”
“Yang dikatakan Plabyboy?”
“Betul sekaleeee…”
“Cukup, Nes! aku tidak mau membual lagi.”
“Itu bukan bualan, Ardan. Itu fakta.”
“Nes, kamu kok tidak percaya sama aku, sih?”
“Aku? Oho, aku percaya sekaleeee….”
“Jangan main-main, Nes.”
“Apa aku keliatan sedang main-main?”
“Aku serius, Nes! Aku tulus sama kamu!”
“Hahaha.”
“Nes!”
“What?”
“Di depanmu, apa aku pernah selingkuh?”
“Di depan sih ya jelas tidaklah. Tapi di belakang siapa yang tahu?”
“Agnes! Oke, kamu boleh mengaggap aku playboy….”
“Nah, sudah jelas semuanya, kan?”
“Tunggu dulu, Nes. Itu dulu! Jauh sebelum aku kenal sama kamu.”
“Apa bedanya dengan sekarang?”
“Trust me, please! Aku bukan Ardan yang dulu lagi. Sejak mengenal kamu, aku sudah janji tidak….”
“Berpetualangan cinta lagi. Begitu, kan? Ah, teori!”
“Nes, percaya sama aku. Aku suka kamu. Sungguh!”
Agnes tersenyum.
“Cuma sama kamu aku merasa damai. Sumpah.”
“Hei, lucu ya? Cuma sama aku. Kasihan dong gadis-gadis lain. Masa kamu tidak merasa damai bila jalan sama mereka? Perasaan sih, aku tidak pernah mandi air kembang tujuh rupa, kok.”

Comment