MEDIAWARTA, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mencatat sejarah baru dalam dunia pendidikan tinggi nasional. Kampus merah ini resmi mencanangkan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di seluruh fakultas dan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.
Langkah monumental ini menjadikan Unhas sebagai universitas pertama di Indonesia yang membangun zona integritas di seluruh unit kerjanya secara serentak. Pencanangan dilakukan di Hotel Unhas, Senin (10/11/2025), dan dihadiri seluruh pimpinan fakultas, lembaga, serta perwakilan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Ketua Tim Reformasi Birokrasi Unhas, Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil., Ph.D., menjelaskan bahwa komitmen ini merupakan wujud keseriusan Unhas dalam memperkuat tata kelola kampus yang bersih, transparan, dan akuntabel. “Tidak semua universitas di Indonesia berani mengambil langkah seperti ini. Di Unhas, semua fakultas, rumah sakit, dan lembaga mencanangkan zona integritas. Ini langkah besar yang harus dilakukan,” tegasnya.
Dengan jumlah mahasiswa lebih dari 52 ribu dan 2.500 dosen—termasuk 476 profesor—Unhas kini dinobatkan sebagai kampus dengan profesor terbanyak di Indonesia. Prof. Sumbangan mengakui, luas kampus utama yang mencapai 220 hektare menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga integritas, karena aktivitas masyarakat umum juga berlangsung di dalamnya. “Namun kami terus memastikan seluruh layanan kampus berjalan maksimal, transparan, dan bebas dari praktik-praktik yang melanggar etika,” ujarnya.
Untuk memperkuat sistem pengawasan, Unhas telah membentuk task force Zona Integritas di setiap fakultas dan unit kerja, serta menerapkan sistem pelaporan daring untuk gratifikasi, benturan kepentingan, dan kekerasan seksual. Portal ini terbuka untuk seluruh sivitas akademika maupun masyarakat umum, sebagai bentuk pengawasan partisipatif terhadap perilaku birokrasi kampus.
Prestasi Unhas dalam membangun budaya integritas juga diakui secara nasional. Dari 269 unit kerja kementerian yang mengikuti evaluasi zona integritas, hanya lima yang lolos hingga tahap akhir—tiga di antaranya berasal dari Unhas: Fakultas Kedokteran, Fakultas Kehutanan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. “Tiga fakultas ini menjadi kebanggaan Unhas dan contoh nyata implementasi budaya bersih di lingkungan akademik,” ujar Prof. Sumbangan.
Apresiasi datang dari Eko Haryanto, Auditor Ahli Madya Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang menyebut langkah Unhas sebagai capaian luar biasa. “Banyak kampus hanya mengajukan satu atau dua fakultas untuk zona integritas. Tapi Unhas langsung seluruh fakultas. Ini kemajuan besar dalam reformasi birokrasi pendidikan tinggi,” katanya.
Ia menekankan bahwa tujuan utama pembangunan zona integritas bukan sekadar meraih predikat WBK atau WBBM, tetapi membangun budaya kerja yang jujur, melayani, dan berintegritas. “Inti reformasi birokrasi adalah perubahan perilaku. Kalau budaya belum berubah, maka reformasi belum benar-benar terjadi,” tegasnya.
Melalui pencanangan ini, Unhas menegaskan diri sebagai pelopor kampus berintegritas di Indonesia. “Semoga zona integritas ini terus tegak di Unhas sampai kapan pun—karena dikawal oleh pimpinan dan dijalankan oleh seluruh insan kampus,” tutup Prof. Sumbangan Baja penuh optimisme.

Comment