MEDIAWARTA, MAKASSAR – Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di bawah naungan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menggelar Kuliah Umum Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025, Senin (10/2/2025).
Acara ini diikuti lebih dari 6.000 peserta, terdiri dari mahasiswa, akademisi, serta praktisi pariwisata, dan dilaksanakan secara hybrid dengan Poltekpar Makassar sebagai tuan rumah.
Kuliah umum ini dihadiri oleh perwakilan dari enam Poltekpar di Indonesia, yaitu Poltekpar Medan, Poltekpar Palembang, Poltekpar NHI Bandung, Poltekpar Bali, Poltekpar Makassar, dan Poltekpar Lombok.
Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, turut memberikan sambutan secara daring. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa pariwisata berkelanjutan menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk meningkatkan daya saing industri pariwisata.
“Pariwisata berkelanjutan tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial budaya. Wisata bahari memanfaatkan kekayaan maritim Indonesia untuk menawarkan pengalaman eksklusif yang mendukung konservasi ekosistem. Sementara itu, wellness tourism semakin diminati wisatawan modern karena berfokus pada kesejahteraan tubuh dan pikiran. Sinergi ketiga elemen ini akan menciptakan ekosistem pariwisata yang tangguh dan berdaya saing,” ujar Menteri Widiyanti.
Kuliah umum ini juga membahas pendekatan Blue, Green, and Circular Economy (BGCE) sebagai strategi utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Konsep ini menekankan:
- Blue Economy: Konservasi lingkungan laut sebagai bagian dari pembangunan pariwisata.
- Green Economy: Pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
- Circular Economy: Efisiensi sumber daya melalui pengurangan limbah dan inovasi berkelanjutan.
Salah satu sesi menarik disampaikan oleh Dedy Irfan Bachri, General Manager Maros-Pangkep UNESCO Global Geopark, yang membahas potensi Geopark Maros-Pangkep sebagai destinasi wisata geologi kelas dunia.
“Geopark bukan hanya tentang konservasi alam, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui pariwisata yang bertanggung jawab,” jelas Dedy.
Sementara itu, dr. Andi Adriana Rumpang, Puteri Indonesia Sulawesi Selatan 2025, mengangkat tren wellness tourism yang semakin diminati wisatawan global.
“Wellness tourism tidak hanya sebatas spa dan yoga, tetapi juga mencakup ekowisata kesehatan, mindful travel, hingga terapi tradisional berbasis kearifan lokal. Sulawesi Selatan memiliki potensi luar biasa untuk menjadi destinasi unggulan dalam tren ini,” ujarnya.
Kuliah umum ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana mahasiswa dari berbagai Poltekpar berbagi ide dan pengalaman terkait tantangan serta peluang pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Dengan total 6.348 peserta, termasuk 4.203 peserta daring yang mengikuti melalui YouTube, acara ini menjadi bukti nyata komitmen Kementerian Pariwisata dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih tangguh, inovatif, dan berdaya saing di tingkat global.
Comment