MEDIAWARTA.COM, ABU DHABI – Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) memimpin latihan militer dengan 30 negara di perairan Timur Tengah. Latihan guna membantu melindungi rute perdagangan internasional terhadap kemungkinan ancaman terorisme, termasuk dari negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) serta Al Qaeda.
Latihan yang sebagian besar difokuskan di jazirah Arab tersebut, menyusul ketegangan antara negara-negara Arab terhadap Iran atas perannya di kawasan itu, termasuk dukungan untuk Presiden Bashar al-Assad dalam perang sipil di Suriah, konflik milisi Syah Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Lebanon.
Sebelumnya, Angkatan Laut AS, Senin (11/4/2016), sudah merapat di Bahrain. Kehadiran armada militer tersebut bertujuan untuk membentengi serangan tak terduga dari pihak militan yang disinyalir didalangi Iran.
Seperti dikutip dari Today, Wakil Laksamana Kevin Donegan, Komandan Angkatan Laut Pusat AS, Sabtu (9/4/2016), mengatakan, latihan yang dilakukan pihaknya dirancang untuk menghentikan aksi militan yang akan mengganggu distribusi perdagangan di negara-negara di Timur Tengah.
“Kami akan memperkuat kawasan ini dengan rutin berlatih militer bersama, khususnya tiga dari enam jalur perairan terbesar di Timur Tengah, di antaranya Terusan Suez, Selat Bab Al Mandeb, dan Selat Hormuz,” ungkapnya.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, selama kunjungannya ke negara-negara Timur Tengah, Kamis (8/4/2016), memuji kerja sama terkait keamanan dengan Bahrain. Ia menyebut Bahrain sebagai salah satu mitra keamanan terpenting.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama pada 21 April mendatang akan ke Riyadh untuk menghadiri pertemuan puncak dewan kerja sama antarnegara di Timur Tengah (Arab Saudi, Kuwait Uni Emirat Arab, Qatar, Oman, dan Bahran). Pertemuan untuk membahas peran Iran di wilayah tersebut.
Anita/Foto: Michael W Pendergrass/Today
Comment