MEDIAWARTA,MAKASSAR,-Layanan jasa keuangan yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrower) secara online, fintech peer to peer (P2P) lending, bertumbuh positif di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Sejak Desember 2020 hingga Agustus 2024, Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) setidaknya telah mengeluarkan izin untuk 97 fintech P2P lending yang beroperasi di Sulsel.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar), Darwisman menyebutkan, dari 97 Fintech P2P Lending berizin di Sulsel, besarnya outstanding pinjaman mencapai Rp1,605 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 52,59% dengan 480.787 jumlah rekening penerima pinjaman aktif.
“Tingkat WanPrestasi 90 Hari (TWP 90) terjaga di angka 1.39%,” ujar Darwisman memaparkan perkembangan sektor jasa keuangan pada Journalist Update, Jumat (14/11/2023).
TWP 90 ini merupakan ukuran atau indikator yang menunjukkan jumlah pendanaan yang wanprestasi lebih dari 90 hari sejak jatuh tempo atau 1- TKB 90. Sedangkan TKB 90 merupakan indikator yang menunjukkan tingkat keberhasilan penyelenggara P2P lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam waktu 90 hari sejak jatuh tempo.
Menurut Darwisman, jumlah outstanding pinjaman pada Fintech P2P Lending di Sulsel, terus tumbuh dari tahun ke tahun dalam lima tahun terakhir. Di mana, pada Desember 2020, outstanding pinjaman sebesar Rp307 miliar, kemudian pada Desember 2021 Rp618 miliar, Desember 2022 Rp1.015 trilun, Desember 2023 Rp1,182 triliun dan hingga Agustus 2024 sebesar Rp1,605 triliun.
Bukan hanya Fintech P2P Lending, Industri Keuangan Non Bank (IKNB) lain di Sulsel juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif, tercermin dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 12,57% menjadi Rp19,07 triliun.
Begitu pula dengan pembiayaan modal ventura tumbuh 2,94% menjadi Rp381 miliar, pinjaman yang disalurkan pergadaian juga tumbuh sebesar 26,06% menjadi Rp7,33 triliun.
Comment