MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Singa merupakan hewan yang memiliki arti penting bagi bangsa Tiongkok. Sepasang patung singa, jantan dan betina, sering terlihat di depan gerbang bangunan-bangunan tradisional Tionghoa. Bahkan, saat ini beberapa perusahaan modern seperti perbankan juga memasang sepasang patung singa ini di depan kantor mereka.
Menyusuri daerah Pecinan Makassar, tepatnya di depan Klenteng Ibu Agung Bahari, Jalan Sulawesi, Bank Perkreditan Rakyat Hasamitra, Jalan Wahidin Sudirohusodo, begitu pula di depan kantor PT Iswanto, Jalan AP Pettarani, Makassar, dapat dijumpai sepasang singa khas Tiongkok tersebut, di mana sang jantan berada di sebelah kiri dan sang betina di sebelah kanan. Biasanya, kedua patung singa tersebut akan disertai bola maupun anakan singa.
“Singa dianggap sebagai raja dari hewan, yang juga melambangkan kekuatan dan pengaruh. Bola yang berada pada patung singa jantan melambangkan kesatuan seluruh negeri, dan anakan singa pada patung singa betina merupakan sumber kebahagiaan,” jelas Merry L, salah seorang warga Tionghoa yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur di rumahnya, Jalan Cenderawasih, Makassar, saat disambangi belum lama ini.
Menurutnya, patung singa juga digunakan untuk menunjukkan peringkat atau kedudukan seorang pejabat negara, dengan melihat jumlah gundukan yang diperlihatkan rambut keriting pada kepala singa. Rumah dari pejabat tingkat satu memiliki 13 gundukan dan jumlah itu menurun satu gundukan setiap turun satu peringkat. Pejabat di bawah tingkat tujuh tidak diperbolehkan memiliki patung singa di depan rumah mereka.
Yang sangat menarik, singa bukanlah hewan asli dari Tiongkok. Ketika Kaisar Zhang dari Han Timur memerintah pada tahun 87 sebelum Masehi, Raja Parthia dari negara lain mempersembahkan singa kepada sang Kaisar. “Nah, singa lainnya juga dipersembahkan sebuah negara di daerah tengah Asia pada tahun berikutnya. Maka, jadilah patung singa pertama kali dibuat pada permulaan Dinasti Han Timur,” papar Merry.
Adanya patung singa pada sisi kiri dan kanan pada jembatan yang lazim ditemui di Tiongkok, merupakan hal yang umum di sana mengingat kedua patung ini diyakini dapat memberi unsur kekuatan pada wahana bangunan manusia tersebut.
“Begitu populernya patung sepasang singa pada sebuah jembatan, maka ada pepatah yang terkenal di Tiongkok yang bunyinya, ‘Tak ada jembatan tanpa singa, dan tak ada singa tanpa jembatan’. Nah, itu adagium yang melekat terhadap warga Tiongkok,” tandas Merry.
Comment