Perkuat Bisnis Piutang di KTI, Askrindo Target Laba Earning After Tax Rp 60 Miliar

ASKREDAG - Guna mencapai target earning after tax (EAT) atau laba sebelum pajak Rp 60 miliar, Askrindo memperkuat dan memperbesar bisnis non kredit usaha rakyat (KUR) pada lini produk Asuransi Kredit Perdagangan (Askredag).

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Guna mencapai target earning after tax (EAT) atau laba sebelum pajak Rp 60 miliar, Askrindo memperkuat dan memperbesar bisnis non kredit usaha rakyat (KUR) pada lini produk Asuransi Kredit Perdagangan (Askredag) atau asuransi piutang.

“Askredag adalah proteksi atas risiko kegagalan pembayaran sejumlah utang atas transaksi penjualan barang secara kredit,” terang Area Managing Director, Himawan Sutanto dalam sambutannya pada gathering bersama Bank BRI di Lt 2 Hotel Ramcy, Jalan Boulevard, Panakkukang, Makassar, Senin (14/3).

Menurutnya, Askredag mulai dikenalkan pihaknya pada dekade 2000 di Indonesia. “Pada 2016, kami akan memperkuat bisnis asuransi piutang di Makassar dan kawasan timur Indonesia (KTI),” bebernya.

Himawan menjelaskan, maanfaat yang diperoleh dari Askredag bagi perusahaan pabrikan dan distributor adalah memperbesar volume penjualan, mengurangi cadangan piutang sumir (ragu-ragu) akibat kemacetan kredit. Selain itu, membantu penetrasi pasar, memberikan akses kepada sumber pembiayaan (trade financing), dan lain-lain.

Salah satu cara yang dilakukan untuk memperbesar lini produk asuransi kredit perdagangan adalah dengan bekerja sama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Sulsel selaku regulator di bidang perdagangan.

“Kami melakukan sosialisasi produk Askredag dengan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di wilayah Sulsel, juga asosiasi lainnya yang bergerak di bidang distributor dan industri pabrikan lainnya,” ulas Himawan.

Diuraikan, perolehan premi yang diharapkan dari bisnis Askredag pada 2016 sebesar Rp 15 miliar.

Sejak 6 April 1971 dengan dasar PP No 1/1971 tanggal 11 Januari 1971, Askrindo memproteksi industri maupun korporasi dari risiko kegagalan pembayaran sejumlah utang (outstanding) oleh debitur (buyers) sesuai kontrak perdagangan antara tertanggung atau seller dengan debitur di Indonesia.

Saat ini, per Desember 2015, total aset Askrindo mencapai Rp 9,981 triliun dan total ekuitas Rp 7,759 triliun per Desember 2015. Adapun risk based capital 605,37 persen per Desember 2015. Sementara, kantor cabangnya sudah mencapai 60 unit di Indonesia.

Comment