Jack Dorsey, Si Kuper Pendiri Twitter

MEDIAWARTA.COM – Siapa yang tidak kenal dengan jejaring sosial Twitter? Sebagian besar remaja merupakan pengguna aktif Twitter. Bahkan Indonesia adalah pengguna nomor 3 terbanyak setelah Brazil dan Amerika.
Twitter adalah sebuah layanan online social networking dan microblogging, berisi informasi real-time yang menghubungkan penggunanya ke informasi terbaru yang menarik. Meski setiap hari kamu ‘berteman’ dengan si kicau Twitter, apakah kamu tahu siapa penciptanya? Bagaimana kisah hidupnya?
Jack Dorsey adalah orang dibalik berdirinya Twitter, Lahir di St Louis, Missouri, 19 November 1976, ia sudah menunjukkan minat dalam pengembangan perangkat lunak saat berusia 14 tahun. Pada saat itu Jack sudah menciptakan beberapa perangkat lunak open source bidang pengiriman logistik, yang masih digunakan oleh perusahaan-perusahaan taksi.  
Dulu Dorsey mengalami speechimpediment, yakni kesulitan dalam berbicara. Kala itu ia sangat malu dan merasa minder dengan kelemahannya tersebut. Sehingga membuatnya sering menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Selama ia berada di rumah, Dorsey sering mendengarkan panggilan darurat via police scanner. 
Police scanner merupakan alat penerima komunikasi yang biasanya digunakan untuk memonitor sistem radio landmobile VHF dan UHF. Kebiasaan mendengarkan komunikasi singkat yang dilakukan oleh para petugas itu, membuatnya sangat tertarik dan antusias. Beberapa tahun kemudian, Dorsey terinspirasi untuk membuat Twitter.
Banyak pengalaman hidup yang dialami oleh Dorsey, sebelum mendirikan Twitter. Ia pernah melakoni beberapa pekerjaan. Bahkan ketika berusia 20-an, pernah menjadi terapis pijat selama beberapa waktu. Sebelumnya, pada usia yang masih belia, 15 tahun, Dorsey pernah membuat software pengiriman taksi, dan hingga kini masih digunakan oleh sejumlah perusahaan taksi. Dorsey juga pernah mendirikan dNet, perusahaan yang menyediakan jasa jual beli e-commerce.
“Nerd”, istilah untuk pria kutu buku atau yang memiliki sifat yang berbeda dari pria pada umumnya. Julukan itu pernah ditujukan pada diri Dorsey. Hal itu membutanya tersinggung, karena baginya itu merupakan sebuah penghinaan.
Di sisi lain, pada umumnya dalam bekerja orang membutuhkan meja kerja agar pekerjaan lebih nyaman. Berbeda dengan Dorsey, ia lebih memilih bekerja menggunkan iPad.
Itulah beberapa hal menarik dari kisah bos besar Twitter, Jack Dorsey. Meski ia memiliki kelemahan, tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi orang besar.
 

Comment