Jaga Keberlanjutan, BKIPM Makassar Tebar Benih Rajungan di Alam

MEDIAWARTA.COM, MAROS – Kebutuhan pangan yang semakin meningkat menjadi salah satu faktor dari meningkatnya lalu lintas bahan pangan baik domestik maupun ekspor, salah satunya adalah komoditas perikanan. Rajungan merupakan salah satu komoditi perikanan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Produk perikanan ini memiliki permintaan ekspor yang sangat tinggi di pasar internasional. Permintaan pasar yang tinggi membuat stok sumber daya rajungan di alam menjadi semakin terancam. Agar stok di alam tetap terjaga, salah satu cara yang digunakan adalah melalui kegiatan restoking. Sebagai upaya memberikan pencerahan kepada nelayan dan pengumpul rajungan, restoking sangat diperlukan untuk mengembalikan hasil budidaya berupa benih rajungan ke alam sehingga populasinya bisa berkembang.

Sejalan dengan hal tersebut, BKIPM Makassar bekerjasama dengan Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar dan Gojek Makassar melaksanakan kegiatan Peduli Lingkungan berupa bersih pantai dan restoking benih rajungan pada tanggal 27 Juni 2020 lalu. Restoking ini dilaksanakan di dusun Kuri Caddi, desa Nisombalia, kecamatan Marusu kabupaten Maros. Benih rajungan yang ditebar ke alam sebanyak 30.000 ekor. Selain benih rajungan , juga ditebar benih ikan kakap putih sebanyak 5.000 ekor. Pada kesempatan tersebut, Kepala BKIPM Makassar, Sitti Chadidjah, menyerahkan benih rajungan dan kakap putih serta cairan pembersih tangan (hand sanitizer) kepada kepala desa Nisombalia untuk diserahkan kepada nelayan.

Tujuan dari kegiatan restoking ini adalah untuk menjaga sumberdaya ikan tetap lestari dan berkelanjutan. Kepala BKIPM Makassar, Sitti Chadidjah, menyatakan aspek keberlanjutan sumber daya ikan merupakan fokus Kementerian Kelautan dan Perikanan seiring dengan transfer teknologi budidaya perikanan kepda masyarakat. “Pada masa pandemi ini, kami tetap melakukan pembinaan kepada pengumpul rajungan melalui sertifikasi Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) di tingkat supplier sehingga produk yang mereka jual kepada eksportir bisa terstandarisasi” jelas Sitti. (Komang Ayu)

Comment