Membangun Bisnis Daring Berbasis Produk Lokal

MEDIAWARTA.COM, TAKALAR – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 13 Juli 2021 di Takalar, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Membangun Usaha Online” kali ini dihadiri oleh 1.090 peserta dari berbagai kalangan usia dan profesi. 

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari pengusaha digital sekaligus anggota Forum Pembangunan Ekonomi Kreatif Indonesia Hendro Prastio, Direktur Prisma Komunika Canny Franky Watae, dosen Ilmu Komunikasi UPRI Makassar Andi Asy’hary, serta pembawa acara TV sekaligus pembuat konten gaya hidup Ayi Dara. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Desy Indira selaku digital enthusiast. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Hendro Prastio yang membawakan tema “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Menurut dia, besarnya pengguna internet merupakan peluang yang harus ditangkap, salah satunya untuk berjualan via daring. “Bisnis daring bisa meminimalisir anggaran. Untuk skala UMKM bisa dimulai dari Rp500.000, bahkan bisa tanpa modal asal ada kuota internet untuk berwirausaha,” tutur Hendro

Berikutnya, Ayi Dara menyampaikan materi berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Ayi mengatakan, sebagai penjual harus bersikap ramah dan jujur ketika menghadapi karakter konsumen yang berbeda-beda. “Kesan pertama harus baik karena penjual dan konsumen tidak bertemu. Kemudian, kesan sebagai toko daring yang baik itu harus dipertahankan agar konsumen kembali untuk membeli,” katanya. 

Sebagai pemateri ketiga, Canny Franky Watae membawakan tema “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Dalam pandangannya, pengguna internet kerap tidak sadar dirinya “hanya” menjadi konsumen, sedangkan porsi sebagai produsen dan distributor masih sangat kecil. “Mulailah menggali produk lokal di daerah Anda, terlebih produk tersebut belum digarap oleh pihak lain,” saran Canny. 

Andy Ash’hary, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital”. Dia mengingatkan pentingnya menghargai hak cipta karya orang lain. “Gambar, video, maupun kata-kata dalam deskripsi produk yang dijual merupakan karya yang harus dihargai. Jika ingin karya kita dihargai, kita juga harus menghargai karya orang lain,” tegasnya. 

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Vicky, bertanya tentang mana yang harus didahulukan antara menjalankan bisnis atau mendaftarkan jenama terlebih dahulu. Dalam webinar tersebut, panitia memberikan apresiasi berupa uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. 

Comment