MEDIAWARTA, MAKASSAR – Berdasarkan data PBB, sepertiga penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan, dan 70% dari mereka adalah perempuan. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan gender yang signifikan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.
Data itu diungkapkan Nurlina Subair, dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Pengukuhan yang dihelat bersamaan dengan Wisuda 79 Unismuh Makassar itu, digelar di Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh Makassar, Rabu, (21/6/2023).
Dalam pidato pengukuhan guru besar, yang berjudul “Perangkap Kemiskinan dan Strategi Bertahan Hidup Perempuan Kepala Rumah Tangga”, Prof. Nurlina Subair mengungkapkan kekhawatirannya terhadap fenomena kemiskinan yang masih menghantui banyak perempuan di dunia.
Dalam konteks Indonesia, ungkap Nurlina, data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa setiap 10 rumah tangga dikepalai oleh perempuan, dan sekitar 80% di antaranya adalah janda.
“Perempuan kepala rumah tangga ini sering kali menghadapi tantangan yang kompleks, seperti tingkat pendidikan rendah, harapan hidup yang rendah, tingkat penghasilan yang rendah, serta tingginya kasus kekerasan yang terjadi terhadap mereka,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Nurlina Subair juga menguraikan beberapa analisis sosiologis mengenai perempuan kepala rumah tangga miskin. Ia menyoroti keterbatasan pendidikan yang dialami oleh perempuan kepala rumah tangga miskin, kondisi hidup yang sulit, rentannya terhadap eksploitasi, tantangan ganda yang dihadapi, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, serta pengaruh gender yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh ini menggarisbawahi perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi perempuan kepala rumah tangga miskin untuk dapat mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi dan mengambil langkah-langkah yang tepat guna meningkatkan kondisi hidup mereka.
“Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah pemberian akses pendidikan yang lebih baik, pelatihan keterampilan, kesempatan kerja yang adil, dan layanan sosial yang mendukung,” ungkapnya, memberikan tawaran solutif.
Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse, dalam acara itu, menyampaikan selamat atas pencapaian Nurlina Subair.
“Atas nama Keluarga Besar Unismuh Makassar menyampaikan Selamat dan Sukses selalu dalam lindungan dan ridha Allah SWT kepada Prof. Dr. Dra. Nurlina Subair, M.Si. atas pengukuhannya sebagai Guru Besar tetap pada bidang Ilmu Sosiologi. Semoga Jabatan Guru Besar tersebut menjadikan semakin bijak dalam mengembangkan ilmu dan keahliannya dalam mendukung pengembangan dan kemajuan Universitas menuju akreditas unggul,” ujar Ambo Asse.
Nakhoda Unismuh itu menambahkan, dengan pengukuhan Nurlina Subair, Unismuh Makassar telah memiliki 17 orang Guru Besar. “Saat ini juga sedang berproses sebanyak 6 orang dosen yang sedang berproses untuk meraih gelar Guru Besar, kita doakan semoga perosesnya bisa lancar dan secepatnya bisa keluar SK guru besarnya,” tambah Ambo Asse.
Jejak Langkah Nurlina
Nurlina Subair telah berkontribusi secara signifikan di bidang pendidikan dan penelitian selama bertahun-tahun. Sejak tahun 1989, Nurlina telah aktif sebagai Dosen DPK LLDIKTI Wilayah IX.
Ia memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Hasanuddin pada tahun 1986 dan melanjutkan studi Magister Sosiologi di universitas yang sama pada tahun 2002. Pada tahun 2012, ia berhasil meraih gelar Doktor Sosiologi dari Universitas Negeri Makassar. Nurlina juga pernah mengikuti kursus singkat di Universitas New Castle, Australia, pada tahun 2009-2010.
Keahlian dan dedikasi Nurlina di bidang sosial tercermin dalam karya-karyanya. Ia telah menulis beberapa buku, antara lain “Strategi Bertahan Hidup Perempuan Kepala Rumah Tangga Miskin”, “Pergulatan Hidup Perempuan”, “Dinamika Sosial Masyarakat Urban”, dan “Perubahan Sosial: Antara Keniscayaan, Mitos, Revolusi Mental, dan Pandemi Covid-19”.
Selain itu, ia juga telah menerbitkan artikel-artikel jurnal yang relevan, seperti “Young Women Knowledge and Interest in Early Detection of Breast Cancer in Junior High Schools, Indonesia”, “Factor That Motivate Mappakasunggu Women of Seaweed Farmer to Develop a Family Economic Survival Strategy”, “Description of Female Student Knowledge about The Early Detection of Breast Cancer in Bulukumba 10th Middle school”, dan “Faktor Penyebab Rendahnya Jumlah Pria dalam Mendukung Penggunaan Alat Kontrasepsi”.
Selain berprestasi di bidang akademik, Nurlina juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Sejak tahun 2013, ia menjabat sebagai Ketua Makassar Cancer Care Community (MCCC). Peran ini berawal dari pengalaman pribadinya sebagai penyintas kanker.
Melalui MCCC, Nurlina memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien kanker serta berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanggulangan kanker. Keterlibatannya di MCCC juga mengantarkannya menjadi undangan dalam Master Course yang diselenggarakan oleh UICC (Union for International Cancer Control) di bawah koordinasi WHO.
Dalam pidato pengukuhannya, Nurlina juga sempat menyinggung penyakit Kanker yang dideritanya. Saat berjuang menyelesaikan S3 ia divonis mengidap kanker, sehingga harus menjalani kemoterapi berulang kali.
Tahun 2022, saat Nurlina sedang mengurus guru besar, ia kembali terserang kanker, dan kembali menjalani kemoterapi. Tapi hal itu tak membuatnya mundur untuk terus berjuang mencapai cita-citanya. Oleh karena itu, ia berharap wisudawan dapat mengambil pelajaran, agar tak mudah mengejar mimpi.
Cerita Nurlina membuat banyak wisudawan tampak terharu, beberapa diantaranya terlihat berlinang air mata. Pengukuhan Nurlina ini disaksikan 1.247 wisudawan program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana Unismuh Makassar.
Acara ini dihadiri Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Pemerintah Provinsi Sulsel, Kepala LLDIKTI Wilayah IX, dan Kopertais Wilayah VIII. Turut hadir, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Sulsel, sivitas akademika Unismuh, orang tua wisudawan, dan keluarga besar Nurlina Subair.
Comment