Danny Pomanto Pimpin Penanaman 3.000 Pohon untuk hijaukan TPA Antang

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Danny Pomanto memimpin langsung penanaman 3.000 pohon di TPA Tamangapa, Senin (24/10/2016). Bersama-sama dengan warga dan jajaran Pemerintah kota Makassar, wali Kota Makassar secara simbolis mengawali gerakan penghijauan di areal TPA Tamangapa.

Sebanyak 1.000 pohon Trembesi, Mahoni, dan Ketapang ditanam di sepanjang jalan masuk menuju areal pembuangan TPA Tamangapa, ditambah 2.000 pohon Stek Batang Sambung Nyawa yang dalam istilah lokal dikenal dengan kayu Tamalate.

Penghijauan di TPA Tamangapa yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar bersama warga ditujukan membangun sinergitas antara pemerintah dan warga di bidang lingkungan hidup serta mengenalkan TPA ke warga.

Tujuan lainnya untuk meminimalisir pengaruh bau dari gas metan yang dilepaskan sampah TPA ke udara, dan mengurangi lalat sebagai sumber penyakit. Penghijauan di TPA Tamangapa juga dapat meningkatkan persentase luasan RTH di Makassar.

“Penanaman 1.001 Pohon adalah gerakan gotong – royong antara pemerintah dan masyarakat. Gerakan ini juga berkorelasi dengan gerakan Makassar ta Tidak Rantasa,” kata Danny.

Ada 14 titik tanam yang menjadi lokasi penghijauan. Jumlah itu menyesuaikan dengan jumlah kecamatan yang ada di Makassar. Penanaman 3.000 pohon juga dilakukan secara bergelombang.

Hari ini kita juga menanam 100 tanaman markisa dari DKP3,” ujar Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan Makassar, Rahman Bando.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Makassar, Abdul Gani Sirman menyampaikan kegiatan penanaman 3.000 pohon di TPA Tamana juga ditujukan untuk menyukseskan target pemerintah kota meraih Adipura Kirana tahun ini.

“Pemerintah bersama masyarakat bersatu mewujudkan capaian Adipura Paripurna tahun ini,” sebut Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Makassar, Gani Sirman.

Diketahui, pada penilaian Adipura, pengelolaan TPA memiliki poin hingga 50. Saat ini di TPA Tamangapa melayani buangan sampah dari Tangkasaki yang mencapai 150 unit, mobil Ambrol 15 unit, dan Kontainer 65 unit yang disebar di 14 kecamatan.

Khusus Tangkasaki membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 jam untuk membongkar sampah karena dilakukan secara manual, sementara mobil Ambrol membutuhkan waktu 5 menit karena menggunakan sistem mekanis.

Volume sampah terbesar yang masuk ke TPA Tamangapa berasal dari Biringkanayya dan Tamalate yang dalam sehari bisa mencapai 24 Ton dari 6 unit mobil Tangkasaki milik kecamatan Biringkanayya, di luar mobil tersier dari kebersihan, dan sekitar 20 Ton dari kurang lebih 10 unit mobil Tangkasaki milik kecamatan Tamalate.

Jumlah ini bisa lebih besar mengingat, ada armada Tangkasaki yang lebih dari sekali mengangkut sampah ke TPA Tamangapa.

Comment