Bertransaksi Digital Dengan Aman Dan Nyaman

MEDIAWARTA.COM, PARIGI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 27 Juli 2021 di Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Lindungi Diri, Pahami Fitur Keamanan Digital”.

Program kali ini dihadiri oleh 490 peserta dengan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari startup ecosystem builder Patrice Sagay, CEO dan pendiri Rumah Karawo Agus Lahinta, Direktur PT Mahayasa Desak Fiega Mahayasa, dan trainer GNI Moh Ridwan Lapasere. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Arin Swandari selaku penulis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Pemateri pertama adalah Patrice Sagay yang membawakan tema “Aman dan Nyaman Bertransaksi Digital”. Ia menjelaskan fitur QRIS besutan Bank Indonesia yang kini banyak digunakan masyarakat. Dia juga membagikan tips aman bertransaksi digital. “PIN, kata sandi, dan OTP jangan pernah diberikan ke siapapun. Aplikasi yang diunduh harus resmi, websitenya juga, untuk mencegah transaksi tidak aman. Terakhir, keamanan ponsel,” katanya.

Berikutnya, Agus Lahinta menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics: Memahami Aturan Bertransaksi di Dunia Digital”. Dia menguraikan beberapa etika bisnis di era digital, seperti jujur, adil, ramah, menepati janji, kepedulian pada pelanggan, menghargai pesaing, dan mematuhi hukum yang ada, serta berdedikasi tinggi. Terakhir dia membagikan langkah aman bertransaksi digital agar terhindar dari kerugian, yaitu ketahui reputasi penjual, waspada penawaran SMS/BBM/telepon, ikuti petunjuk pembayaran, dan simpan bukti transaksi.

Sebagai pemateri ketiga, Desak Fiega Mahayasa membawakan tema “Budaya Digital: Legalitas Transaksi Online”. Kesadaran konsumen diperlukan agar transaksi jual beli dapat terjadi dengan benar, aman, dan nyaman. Fiega juga menjelaskan terkait legalitas transaksi digital yang diatur dalam UU 19/2016. Metodenya diantaranya internet banking, kartu kredit, dan virtual account.

Adapun sebagai pemateri terakhir, Moh. Ridwan Lapasere menyampaikan tema “Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya”. Tipe atau modus penipuan diantaranya pencurian data pribadi, kejahatan lewat situs palsu atau toko daring fiktif, dan penipuan berkedok rekrutmen. Tips menghindarinya, antara lain amankan data pribadi, jangan tergoda penawaran barang sangat murah, hindari pinjaman daring, pilih platform belanja yang aman, dan pastikan pembayaran lewat sistem yang aman.

Salah seorang peserta webinar Jajang Iskandar bertanya kepada Patrice Sagay. “Di era pandemi ini transaksi nontunai menjadi primadona karena mudah dan praktis, dan mencegah penyebaran virus Covid-19 lewat uang kertas. Apakah tren ini akan terus berlangsung sekalipun panemi usai?” tanyanya. Patrice  mengatakan, ada prediksi ke depan bakal lebih mengenal transaksi digital, tapi omni-channel akan tetap ada. Toko offline ada. Uang kertas juga akan tetap ada. 

Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi sepuluh penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Comment