“Caroline Nathaniel Verbruggen.”
“Caroline Nathaniel Verbruggen?!”
“Ya.”
“Tidak ada suster di sini yang bernama begitu.”
“Tidak mungkin. Sudah enam hari dia menemani saya di bangsal, Suster!”
“Apa saya perlu mengobrak-abrik semua isi lemari arsip yang ada di rumah sakit ini?!”
“Tapi….”
“Sudahlah. Biasanya gejala tifus dengan komplikasi demam tinggi memang selalu bikin orang berhalusinasi!”
“Saya tidak bohong Suster!”
“Saya tidak bilang kamu bohong!”
Joan kecewa. Menjelang sehari kepulangannya, Caroline Nathaniel Verbruggen tidak datang menjenguknya lagi. Semalam ia tidak datang. Sampai fajar pun ia menunggu, namun suster muda itu tetap tidak muncul.
Sekarang ia mencak-mencak di kantor administrasi rumah sakit. Bersitegang dengan salah satu suster pengurus administrasi di rumah sakit. Membongkar semua arsip nama para perawat dan dokter. Tapi nama Caroline Nathaniel Verbruggen tetap tidak ada.
“Sudahlah, Joan. Papi-Mami kamu sudah lama menunggu di ruang tunggu. Sekarang kita pulang.”
Joan masih tidak rela. Ia menampik ajakan Ev Jeanette van deer Wijk untuk meninggalkan rumah sakit sebelum bertemu dengan Caroline Nathaniel Verbruggen. Juga sebelum ia menemukan data valid tentang gadis itu. Ia malah menitikkan airmata. Menangis tertahan seperti anak kecil.
“Aku tidak bisa meninggalkan dia sebelum pamit, Eva!”
“Iya, iya. Aku tahu. Tapi, suster itu memang tidak ada! Mau bagaimana lagi?”
“Tapi….”
“Joan, jangan seperti anak kecil merengek begitu dong!”
Ev Jeanette van deer Wijk menggeleng-gelengkan kepalanya. Gadis itu keras kepala. Tapi dia memang merasa sedikit heran dengan kekerasan hati Joan. Apalagi Joan memang pernah menceritakan perihal suster muda itu kepadanya. Namun berangsur digebahnya karena menganggap kalimat gadis itu hanya igauan belaka akibat demam tinggi gejala penderita tifus.
Joan berlari setelah disentaknya cekalan tangan putri dari saudara perempuan ayahnya yang bersuami Londo (Belanda), keturunan Ambon bermarga Tanamal itu. Ia mencari ke seluruh ruang bangsal depan. Tapi gadis yang dicarinya itu tidak ketemu juga. Ia tidak percaya penjelasan suster pengurus administrasi rumah sakit berbadan gemuk itu. Yang mengatakan kepadanya, nama gadis yang dimaksud sama sekali tidak ada dalam daftar para perawat dan dokter yang bertugas di sana. Nyaris dua jam ia di ruang administrasi tadi. Mengaduk-aduk arsip dan data demi menemukan satu nama itu.
Comment