MEDIAWARTA, MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pemerintah provinsi Sulsel dan perbankan, berkomitmen bakal memudahkan masyarakat peroleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani, peternak, nelayan dan penjual ikan atau pagandeng bale/juku.
Hal ini terungkap dalam Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023, yang digelar 28-29 Oktober di Anjungan Pantai Losari.
”Saat ini sudah ada skema kerjasama Pemprov Sulsel dibawah kepemimpinan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dengan OJK dan perbankan, dalam hal ini BRI, BNI, Mandiri, Sulselbar dan BSI, untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh KUR,”kata Kepala OJK Regional VI Sulampua, Darwisman saat membuka BIK 2023, Sabtu (28/10/2023) malam.
Menurut Darwisman, masyarakat bisa dengan mudah mengakses KUR untuk budidaya pisang cavendis, yang dibayarkan setelah panen, dengan bunga 6 persen pertahun, KUR usaha mikro dengan plafom anggaran maksimal Rp100 juta perhektare.
Juga akses KUR super mikro untuk pak gandeng bale atau juku’ dengan plafon anggaran maksimal Rp10 juta, dengan bunga hanya 3 persen.
Darwisman mengaku sangat bersyukur dengan adanya terobosan baru Pj Gubernur Sulsel, mempermudah masyarakat petani, nelayan, peternak bahkan pak gandeng juku’ untuk mendapatkan pinjaman modal dengan skema KUR.
“Kami sangat sangat bersyukur ada sebuah terobosan baru, yang didorong oleh bapak Pj Gubernur Sulsel,” ujarnya.
Ia berharap, setiap daerah bisa membangun pertumbuhan ekonomi baru, lewat skema KUR tersebut.
Apalagi, saat ini masih tersedia Rp8 triliun dari lima perbankan, siap memberikan pinjaman kepada masyarakat.
“Ini kita sudah bangun ekosistem ekonomi, kita sudah membangun ekosistem mulai dari hulu sampai ke hilirnya,” tuturnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin menyampaikan, terimakasih kepada pimpinan OJK Wilayah Sulampua, atas responnya terhadap kebutuhan masyarakat Sulsel, yang berprofesi sebagai pa gandeng ikan.
“Sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, saya mengucapkan terimakasih kepada pimpinan OJK wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua dan tim,” ungkap Bahtiar.
Hal tersebut menindaklanjuti hasil silaturahmi antara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Sulsel dan kabupaten kota se-Sulsel, dengan Pemprov Sulsel, di Kantor Gubernur Sulsel, belum lama ini.
“Kita ketemu HNSI yang salah satu komponen HNSI itu unsurnya adalah pa gandeng bale/juku atau pabonceng ikan. Nah rupanya selama ini, ekosistem ikan tidak tidak pernah perhatikan nasibnya pa gonceng ikan,” jelasnya.
“Pa gandeng ikan inilah yang membawa ikan sampai ke gunung-gunung, ke pelosok-pelosok. Bayangkan kalau tidak ada pa gandeng ikan. Ikan tidak pernah sampai ke masyarakat di gunung,” lanjutnya.
Ini langsung di tindaklanjuti usai dirinya bersama OJK Wilayah Sulampua bersama pimpinan perbankan ketemu dengan pa gandeng ikan. Kebetulan ada peluang KUR super mikro nilainya maksimal Rp10 juta atau di bawah Rp10 juta itu bunganya hanya 3 persen.
“Jadi saya imbau, ini adalah peluang yang baik untuk mengatasi memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat kita pa gandeng ikan. Silahkan di akses KUR masih ada sekarang sisanya Rp8 triliun,” jelasnya.
“Jadi KUR super mikro itu dibawah Rp10 juta bunganya cuman 3 persen, berarti perbulan bunganya itu hanya 0,25 %, hanya seperempat perbulan. Insyaallah ini dapat menolong banyak saudara kita yang berpotensi sebagai pa gandeng ikan,” pungkasnya.
Comment