MEDIAWARTA, MAKASSAR – Dosen Program Studi (Prodi) Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Eva Yustilawati S Kep Ns M Kep didaulat menjadi instruktur pada kegiatan Pelatihan Kesehatan Lapangan, di Markas Satbrimob Polda Sulawesi Selatan, Senin 27 Mei 2024.
Kegiatan tersebut diadakan oleh Instansi Kesatuan Brigade Mobile (Satbrimob) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), yang bekerja sama dengan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) wilayah Sulsel.
Pelatihan ini dibuka secara langsung oleh Komandan Satbrimob Polda Sulawesi Selatan, Heru Novianto S IK M Han. Diikuti oleh peserta sebanyak 30 orang yang terdiri dari berbagai satuan Brimob Kab/Kota di Sulawesi Selatan.
Pada pemaparan materinya, Ns Eva Yustilawati menjelaskan, peserta akan diberikan demonstrasi terlebih dahulu terkait skill penanganan kasus kegawatdaruratan lapangan yaitu Resusitasi Jantung Paru (RJP) bagi awam terlatih, penanganan dislokasi dan fraktur serta penanganan saat terjadi perdarahan.
“Hal ini sangat penting untuk dimiliki sebagai petugas di lapangan untuk mencegah kematian dan kecacatan korban. Selain itu, pentingnya mengajarkan kepada petugas lapangan lainnya sehingga terbentuk system yang terstruktur dan terorganisir secara tepat dalam melakukan evakuasi dan transportasi korban saat terjadinya kegawatdaruratan di lapangan,” jelasnya.
Ia berharap, semua kalangan dalam institusi POLRI bisa terlibat secara massive dalam berbagai penanganan korban dalam berbagai kasus di lapangan dengan melibatkan HIPGABI Sulsel.
Heru Novianto S IK M Han selaku Dansatbrimob Polda Sulawesi Selatan menuturkan gawat darurat paling sering ditemui dan paling banyak kasusnya di lapangan. Pertolongan kegawatdaruratan di lapangan, sering menimbulkan kesalahan dan kekeliruan akibat ketidaktahuan dari para penolong.
“Kematian meningkat pada kecelakaan lalu lintas akibat mekanisme pertolongan yang keliru pada berbagai kasus, misalnya kasus dislokasi dan fraktur kecelakaan lalu lintas, serta perdarahan pada luka tembak dan terjadinya serangan jantung pada saat berolahraga,” tuturnya.
Lanjut, Ia mengatakan kegiatan ini diagendakan secara rutin setiap tahun, dan akan terus melibatkan PPNI dan HIPGABI Sulsel sebagai instruktur.
“Karena mereka adalah orang-orang yang berpengalaman, dan memiliki kemampuan serta kapasitas yang professional dalam mengawal kompetensi kegawatdaruratan, baik dalam situasi pra hospital, intra hospital dan antar hospital,” Ia mengakhiri.
Comment