MEDIAWARTA, MAKASSAR — Kota Makassar tengah bersiap membuka babak baru dalam pengembangan wisata berbasis komunitas dan ekonomi kreatif. Gelaran Brompton Day Out (BDO) ke-10, yang akan berlangsung pada 4–6 Juli 2025, menjadi panggung strategis untuk menegaskan posisi Makassar sebagai salah satu pusat sport tourism di kawasan timur Indonesia.
Acara ini tidak hanya akan diramaikan oleh ribuan pengguna sepeda lipat Brompton dari berbagai wilayah Nusantara, tetapi juga dari luar negeri. Dengan dukungan komunitas Brompton Owners Group Indonesia (BOGI), perhelatan BDO kali ini menjadi yang pertama diselenggarakan di luar Pulau Jawa.
Makassar dipilih bukan tanpa alasan. Kota ini memiliki kekayaan lanskap budaya, sejarah, dan kuliner yang unik, didukung infrastruktur yang makin inklusif bagi para pesepeda dan pelancong urban. Pemerintah kota pun menangkap peluang ini sebagai momentum untuk menumbuhkan sektor pariwisata berbasis komunitas.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menargetkan dampak ekonomi yang signifikan dari pelaksanaan event ini.
“Jika satu orang saja berbelanja Rp1–2 juta per hari, maka dalam tiga hari kita bisa menciptakan perputaran uang miliaran rupiah di Makassar,” ucapnya.
Dampaknya diprediksi akan menjalar ke berbagai sektor, mulai dari penginapan, restoran, UMKM, transportasi lokal, hingga pelaku industri kreatif.
Sepeda, Kuliner, dan Kota yang Ramah Komunitas
Rangkaian acara BDO 10 tidak hanya fokus pada aktivitas bersepeda. Peserta akan diajak mengikuti city tour, touring 43 km menuju Bantimurung, serta menikmati festival kuliner dan pasar sepeda yang menyatukan gaya hidup sehat dengan promosi produk lokal. Sebagai penutup, akan digelar gala dinner di lokasi ikonik kota.
Dengan konsep sebagai “celebration of lifestyle”, BDO 10 menjadi ruang interaksi antara komunitas, lingkungan, dan budaya lokal. Ini juga menjadi peluang emas bagi Makassar untuk menunjukkan wajah kota yang ramah, inklusif, dan menyenangkan bagi komunitas kreatif dari seluruh Indonesia.
Efek Ganda dari Komunitas Digital
Selain hadir secara fisik, peserta BDO dikenal aktif di kanal digital seperti media sosial, blog, hingga YouTube. Cerita dan konten yang mereka sebarkan dari Makassar akan menjadi promosi tidak langsung yang sangat kuat—sebuah multiplier effect yang menjangkau khalayak lebih luas.
Pemerintah Kota pun tak tinggal diam. Persiapan infrastruktur, penataan jalur sepeda, pengelolaan pasar temporer, hingga kebersihan kota mulai ditingkatkan guna menciptakan pengalaman terbaik bagi peserta.
Munafri menegaskan, Makassar terbuka untuk menjadi tuan rumah bagi berbagai agenda komunitas nasional.
“Silakan kalau ada komunitas yang ingin menggelar ulang tahun atau kongres di sini, kami siap mendukung mulai dari tempat hingga promosi,” tegasnya.
Makassar, Kota Tujuan Wisata Gaya Hidup
Dengan menjadikan Benteng Rotterdam sebagai pusat kegiatan, BDO 10 akan menyuguhkan pengalaman yang merangkul sejarah dan perkembangan kota modern. Peserta tidak hanya datang untuk bersepeda, tetapi juga membawa pulang kenangan dan cerita tentang Makassar yang terus berkembang.
Lebih dari sekadar event komunitas, BDO 10 adalah langkah strategis dalam membangun citra Makassar sebagai kota tujuan utama wisata minat khusus—di mana olahraga, budaya, dan ekonomi rakyat berpadu dalam satu event.
Comment