Lebaran, Pagi Ini Jemaah An Nadzir Salat Idul Fitri 1437 Hijriah

MEDIAWARTA.COM, GOWA – Pagi ini, jemaah An Nadzir akan mengadakan salat Id bersama. Komunal yang berada di Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Bontomarannu, Gowa tersebut, menetapkan 1 Syawal pagi ini, Selasa (5/7/2016).

Penetapan tersebut berarti lebih cepat sehari dibandingkan penetapan yang dirilis pemerintah melalui Kementerian Agama RI Senin (4/7/2016) kemarin. Keputusan terkait pelaksanaan salat Idul Fitri 1437 Hijriah diputuskan kemarin siang, seusai berbuka puasa untuk terakhir kalinya tahun ini.

Pimpinan An Nadzir, Ustaz Lukman, mengungkapkan, dalam menentukan 1 Syawal pihaknya konsisten menghitung perjalanan bulan berdasarkan terbitnya bulan pertama hingga bulan purnama hari ke-15 yang dimulai 1 Ramadan hingga 15 Ramadan. Ini juga disertai pengamatan derajat ketinggian terbitnya bulan setiap malam.

“Dari pengamatan tersebut, derajat ketinggian terbitnya bulan setiap malam, konsisten bertambah dari 12 derajat hingga mencapai 180 derajat (bulan purnama) atau bulan purnama terbit di timur bersamaan terbenamnya matahari di barat,” ujarnya kemarin.

Secara mendetail, Lukman menjelaskan 12 derajat adalah total lingkaran utuh bulan atau 360 derajat, ketika ukuran penuh bulan tersebut dibagi 30 atau jumlah malam terbitnya bulan, maka akan didapat angka 12.

“Tetapi derajat terbitnya bulan ini hanya dipantau dari malam kedua hingga malam ke-15. Untuk selanjutnya, yaitu malam ke-16 dan seterusnya hingga malam ke-29 atau malam 30, dapat dipantau dengan menggunakan jam atau waktu (pukul berapa) bulan terbit dari malam ke malam,” imbuhnya.

Dari pengamatannya selama 18 tahun sejak 1999, Lukman mengaku menemukan data, setiap malam bulan terbit bertambah hingga 54 menit. Dari hasil pengamatan itu, pada 26 Ramadan, bulan muncul di ufuk timur pukul 2.54 wWita, dan 27 Ramadan bulan muncul pukul 3.48 Wita, serta pada Minggu di 28 Ramadan, bulan akan muncul pada pukul 4.42 Wita. Selanjutnya, pada Senin bertepatan 29 Ramadan bulan akan terbit subuh pada pukul 5.36 Wita.

“Pada 29 Ramadan 1437 Hijriah adalah hari terakhir Ramadan, karena esok harinya jika masih ada Ramadan maka bulan akan muncul pada pukul 6.36 Wita. Jika masih ada 30 Ramadan, berarti bulan akan muncul pada pukul 6.30 Wita. Itu mustahil karena matahari bulan Syawal telah terbit yang didului  fajar siddiq yang terbit pukul 5.40 Wita,” jelasnya.

Selain pengamatan derajat dan waktu jemaah yang identik busana hitam-hitam, dengan rambut panjang berwarna pirang itu, biasanya mengamati pasang surut air laut yang dilansir sebagai indikasi pendukung dari efek gravitasi antara matahari dan bulan yang akan membentuk garis astronomi (bukan garis lurus) dengan bumi, tetapi sebagai garis yang menyebabkan gravitasi tertinggi atas air laut ke garis pantai sebagai tanda pergantian Ramadan dan masuknya bulan Syawal.

“Sehingga, atas berbagai pertimbangan dan dari hasil pengamatan ini, kami menetepkan 1 Syawal 1437 Hijriah jatuh pada 5 Juli,” tutup Lukman.

Nisa Nasifah/Foto: Effendy Wongso

Comment