Beri Kesan Baik ke Pelanggan dengan Perkuat Merek Produk dan Layanan yang Maksimal

MEDIAWARTA.COM, PANGKEP – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual di Pangkep, Sulawesi Selatan (2/12). Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Kreatif Menjual Produk Lokal di Era Digital” ini diikuti oleh 907 peserta dari berbagai kalangan.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Entrepreneur dan Marketing Communication, Hasrul Abdul Azis; Influencer dan Brand Owner, Frisky Aulia; Anggota Japelidi, Andi Fauziah Astrid; dan Professional IT, Denny Syah Putra. Sedangkan moderator yaitu Presenter TV, Desmona. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Berikutnya, sesi pemaparan dibuka dengan presentasi dari Hasrul Abdul Azis yang menyampaikan tema “Mengenal Marketplace: Aksesibilitas, Jenis, dan Fitur”. Menurut Hasrul, nilai transaksi di e-dagang atau e-commerce terus meningkat, bahkan Bank Indonesia (BI) memproyeksikan akan tumbuh 39,1% hingga akhir 2021 menjadi sebesar Rp 370 triliun. Sehingga, potensi tersebut harus dimanfaatkan pelaku usaha lokal untuk bisa mengembangkan usaha, misalnya dengan memanfaatkan fitur-fitur dalam platform lokapasar. “Pertimbangkan waktu terbaik untuk beriklan dan pikirkan anggaran yang perlu disisihkan,” ujarnya. 

Selanjutnya, Frisky Aulia menyampaikan paparan berjudul “Peran dan Fungsi E-Market dalam Mendukung Produk Lokal”. Ia mengatakan, e-pasar atau e-market merupakan upaya pelaku usaha untuk memasarkan produknya dan membangun hubungan dengan konsumen di dunia digital. Misalnya, lewat pemanfaatan platform lokapasar, membangun laman, atau aktif dalam media sosial. Beberapa kiat yang harus diperhatikan adalah membangun branding yang kuat, menjaga pelayanan, serta aspek transaksi dan pengiriman produk. “Tentukan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai produk,” imbuh dia. 

Pemateri ketiga, Andi Fauziah Astrid, memaparkan materi bertema “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif ”. Menurut dia, mendukung produk lokal dalam bertransaksi di dunia digital mencerminkan perilaku bijak dalam berinternet. Sayangnya, kebanyakan warganet lebih memilih produk impor yang dilabeli merek ternama daripada buatan asli Tanah Air. “Memilih produksi dari Indonesia merupakan bagian dari bela negara, agar membantu pengusaha bertahan,” kata dia. 

Adapun Denny Syah Putra, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Pentingnya Perlindungan Hak Paten di Ranah Digital”. Ia mengatakan, hak paten merupakan hak eksklusif yang diterima penemu dan diberikan negara. Hak eksklusif ini akan berkaitan dengan semua kegiatan, mulai dari logo hingga nama brand, sehingga penggunaan yang tanpa izin akan berakibat pada pelanggaran sebagaimana diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2016 tentang Hak Paten. “Jika pemakaian merek untuk jangka panjang, melakukan pendaftaran merek akan sangat bermanfaat dan dianjurkan,” tutur dia. 

Setelah pemaparan seluruh materi, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Desmona. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Helen yang bertanya tentang kiat bersaing di e-commerce dan fenomena masih kurangnya minat warganet dengan produk lokal. Menanggapi hal tersebut, Frisky Aulia bilang, agar bisa bersaing di dunia digital hendaknya memperkuat branding sehingga lebih mudah diingat konsumen, mulai dari pelayanan serta menonjolkan keunggulan produk. 

Comment