Ambisi 2025, UIN Alauddin Makassar Masuk 500 Kampus Terbaik Dunia

MEDIAWARTA,MAKASSAR – UIN Alauddin Makassar terus bergerak untuk meningkatkan reputasi akademik di tingkat internasional. Selasa, 7 Januari 2025, tim Pokja QS World University Ranking UIN Alauddin Makassar menggelar rapat strategis bersama Direktur Regional Asia Tenggara QS World University Ranking, E Way Chong, dan stafnya, Yi Yin. Rapat ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting.

Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., Wakil Rektor Bidang AUPK, Dr Andi Aderus Lc M A dan Ketua Pokja QS World University Ranking, Prof. Mashuri Masri, serta sejumlah tim dari Pokja QS.

Prof. Mashuri Masri menegaskan bahwa rapat ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan arahan langsung dari perwakilan QS World University Ranking terkait langkah-langkah strategis apa yang harus diambil UIN Alauddin.

“Kami ingin mendapatkan peta jalan yang jelas dan program apa yang harus dioptimalkan agar target masuk 500 besar perguruan tinggi dunia dapat tercapai,” kata Guru Besar Mikrobiologi iini.

Menurut Dia, berdasarkan hasil rapat dengan QS World Univesity Rangking Asia Tenggara saat ini, UIN Alauddin Makassar sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk mendaftar, tetapi jika didaftarkan sekarang, baru akan masuk di peringkat 1500 dunia.

“Itu pun sudah sebuah prestasi besar karena tidak semua universitas bisa masuk daftar 1500,” jelas Prof. Mashuri.

Ketua Lembaga Penjamina Mutu ini menambahkan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun krusial bagi UIN Alauddin untuk melakukan langkah-langkah strategis yang terstruktur.

“Kami akan melakukan usaha secara masif dan berkelanjutan untuk mencapai target masuk 500 besar dunia. Untuk itu, kami memerlukan bimbingan dan tantangan dari QS World University Ranking agar dapat menjalankan program yang terarah dan berdampak langsung pada peningkatan peringkat,” tuturnya.

E Way Chong, selaku Direktur Regional Asia Tenggara QS World University Ranking menjelaskan bahwa ada empat indikator utama yang digunakan dalam pemeringkatan QS Asia Regional Rankings. Setiap indikator memiliki bobot yang berbeda sesuai dengan fokus penilaiannya.

“Indikator pertama adalah Lens Research and Discovery, yang memiliki bobot terbesar yaitu 45%. Penilaian ini mencakup Academic Reputation dengan bobot 30%, Citations per Paper sebesar 10%, dan Papers per Faculty sebesar 5%,” ungkap E. Way Cong.

Ia juga menambahkan bahwa Lens Employability and Outcomes menjadi indikator kedua dengan bobot 20%. “Di sini, Employer Reputation menjadi satu-satunya sub-indikator dengan bobot penuh sebesar 20%,” jelasnya.

Indikator ketiga adalah Global Engagement yang memiliki bobot 20%. Menurut E. Way Cong, indikator ini meliputi beberapa sub-indikator, seperti International Research Network (10%), International Faculty Ratio (2,5%), International Student Ratio (2,5%), Inbound Exchange Student Ratio (2,5%), dan Outbound Exchange Student Ratio (2,5%).

Terakhir, E. Way Cong memaparkan tentang Lens Learning Experience yang berbobot 15%. “Indikator ini menilai Faculty Student Ratio sebesar 10% dan Staff with PhD sebesar 5%,” tutupnya.

Comment