Arwah yang Suka Bernyanyi

Foto: Shutterstock

“Mila?” Miko menatap cemas. “Kamu kenapa? Kamu… kamu… tidak apa-apa?”

Karmila nampak semakin kebingungan. “Memangnya saya kenapa?”

“Miko, bawa adikmu masuk ke kamar, sementara Bapak mengurus tamu-tamu. Kamu paham?”

Miko mengerti maksud ayahnya. “Mari ke kamar, Mila!” bujuknya sembari menarik tangan adiknya.

Pak Wibisono telah turun lagi ke lantai bawah, menjumpai tamu-tamunya. Ia meminta maaf atas gangguan kecil yang telah ditimbulkan oleh Karmila, putrinya. Sesaat kemudian para tamu menyalami dan berpamitan.

Setelah suasana sepi, Pak Wibisono menutup semua pintu, lalu dengan tergesa-gesa naik ke lantai atas.

Di kamar putrinya itu, Ibu Wibi tengah menanyai Karmila dengan perasaan cemas.

“Aneh kan, Pak?” Ibu Wibi menatap suaminya kebingungan. “Mila sama sekali lupa dengan apa yang telah dilakukannya tadi…”

Pak Wibisono menatap Karmila meminta penjelasan. Karmila masih duduk sambil mendekap bantal. Barkali-kali ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Mila sungguh-sungguh tidak mengerti, tidak ingat apa-apa. Sumpah! Rasanya… Mila tidak ngapa-ngapain. Tadinya cuma pusing… dan Mila kan sudah ngomong sama Ibu, bahwa Mila sedikit pusing dan ingin rebahan dulu di kamar. Setelah itu… rasanya Mila ketiduran… lalu?”

“Kamu tidak sadar bahwa kamu sudah bikin kacau dan malu-maluin?!” Miko membentak, membuat Karmila sedikit ketakutan.”

“Mila bingung!” jerit Karmila.

***

Pak Wibisono menggeleng ke arah Miko. Menyuruh putranya itu diam. Ia tidak mau Miko menyudutkan Karmila yang tidak tahu apa-apa. Gadis itu semakin terpuruk. Dan ia masih terguncang dengan kejadian yang sama sekali tidak disadarinya itu.

Ia mendekati Karmila, lantas membelai kepalanya dengan lembut.

“Kamu mungkin terlalu capek karena sehari ini bantu-bantu Ibu. Sekarang tidurlah. Masih pusing?”

“Tadi Bapak menampar Mila?”

“Maafkan Bapak….” Pak Wibisono menyentuh pipi Karmila dengan lembut.

Hari semakin larut. Sudah menjelang pukul satu dinihari. Karmila sudah tidur setengah jam yang lalu, setelah Ibu Wibi setengah memaksanya minum aspirin. Tapi Pak Wibisono bersama istri dan anak lelakinya seperti tak ingin segera tidur. Mereka masih membicarakan keanehan yang barusan terjadi. Ibu Wibi mengambil kesimpulan yang cukup menakutkan; Karmila kerasukan setan!

“Mungkin saat itu pikiran Mila tengah kosong, dan….”

“Lalu, arwah siapa?! Jangan-jangan rumah ini ‘berpenghuni’?!” Miko menyela dengan mimik ringis.

“Jangan berpikir aneh-aneh, Miko! Kamu mulai lagi terpengaruh film-film horor!”

Ibu Wibi sedari tadi lebih banyak berdiam diri, tapi sesungguhnya ia merasa kahawatir dan ketakutan.

Comment