MEDIAWARTA.COM, SURABAYA – Melepas penat dari aktivitas sehari-hari, Gunung Bromo-lah tempat yang tepat. Di sana, wisatawan bisa melihat pemandangan matahari terbit yang sangat indah.
Gunung Bromo, pasti tidak asing lagi terdengar di telinga para traveler. Keindahan gunung ini terdengar sampai ke luar negeri. Turis lokal maupun mancanegara berbondong-bondong mengunjungi gunung ini, untuk membuktikan keindahan sunrise atau matahari terbitnya.
Beberapa waktu lalu, Senior Sales Executive Ibis Makassar City Center, Andi Fheni Rachmah, berkesempatan mengunjungi Gunung Bromo. Kesempatan itu digunakan sebelum menjalankan tugas dinas dari tempatnya bekerja, yang dilaksanakan di Surabaya. Waktu itu, ia pergi berdua dengan rekannya di Ibis Makassar City Center.
Gunung Bromo adalah salah satu bagian yang membentuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, memiliki ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut (Mdpl). Gunung ini merupakan gunung api aktif, dikeliling lautan pasir seluas 10 kilometer persegi. Secara administratif, Gunung Bromo terletak di Provinsi Jawa Timur dan masuk dalam empat teritori pemerintah daerah, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Satu hal yang wajib diketahui, suhu udara di puncak Gunung Bromo dapat berkisar antara dua derajat Celsius hingga 20 derajat Celsius. Kondisi ini adalah bagian unik yang ada di salah satu tempat paling menarik di Jawa Timur ini. Waktu terbaik untuk menempuh perjalanan wisata ke Gunung Bromo adalah pada Juni-Oktober. Periode bulan ini adalah musim kemarau di daerah Gunung Bromo.
Saat tiba di Surabaya setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Makassar menggunakan pesawat, wanita yang akrab disapa Fheni ini langsung melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo. Ia sengaja berangkat pukul 24.00 Wib, demi mengejar sunrise. Rasa penasaran yang menjadi motivasinya, karena selama ini sering mendengar cerita dari teman-temannya soal keindahan matahari terbit di tempat wisata itu.
Setelah membayar Rp 20 ribu untuk masuk ke kawasan wisata Gunung Bromo, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang kendaraan jeep dengan biaya sewa Rp 500 ribu. Fheni tiba di kawasan wisata Gunung Bromo tepat pukul 03.00 Wib. Untuk menuju Penanjakan maupun Gunung Bromo, harus melewati lautan pasir yang saat itu masih berselimut kabut. Dibutuhkan kehati-hatian untuk melewati jalur ini, karena treknya berupa pasir. Dari kejauhan terlihat sorotan lampu beberapa jeep yang juga menuju ke Penanjakan.
Jalur menuju Penanjakan ini sangat berliku dengan tanjakan-tanjakan yang sangat curam. Pelan tetapi pasti, kendaraan yang ditumpangi Fheni sampai juga di tempat parkir di Penanjakan yang sudah penuh barisan jeep dan hardtop yang terparkir. Selain wisatawan lokal, banyak juga turis asing dengan berbagai peralatan kamera guna mengabadikan momen sunrise di Penanjakan.
Sebelum naik ke spot sunrise, tidak ada salahnya mencari kehangatan dalam warung dan memesan beberapa minuman hangat, seperti kopi, teh, wedang jahe, atau susu panas.
Comment