MEDIAWARTA.COM, BERBAU – Bila Anda berkunjung ke Kota Baubau, Sulawesi Tenggara maka jangan lupa mengunjungi Benteng Wolio. Di benteng ini, wisatawan dapat menikmati pesona Kota Baubau dan hilir mudik kapal di Selat Buton dari ketinggian.
Benteng Wolio sendiri adalah peninggalan Kesultanan Buton yang merupakan kerajaan Islam. Hebatnya, Benteng Wolio telah tercatat dalam Guinness Book of Record dan MURI sebagai benteng terluas di dunia.
Saat berkunjung ke benteng ini, Jumat (7/7/2017), penulis mendapatkan informasi bahwa benteng Wolio memiliki kompleks hunian di dalamnya. Hingga saat ini, di dalam kawasan benteng tinggallah para keturunan dan raja dan bangsawan.
Bahan dasar pembuatan Benteng Wolio ialah batu gunung yang direkatkan menggunakan pasir dan kapur. Tinggi benteng antara 1 meter hingga 8 meter. Ketebalan dinding antara 50 cm hingga 2 meter. Benteng Wolio memiliki 12 Lawa (pintu) dan 16 tempat penyimpanan meriam yang disebut Baluara (bastion).
Nama-nama pintu antara lain, Lawana Rakia, Lawana Lanto, dan Lawana Wandailolo. Sedangkan nama bastion diantaranya Bastion Baluwu, Bastion Lawana Dete, dan Bastion Kalau.
Benteng Wolio memiliki keliling 2.740 meter dan luas 22,8 Ha. Selain itu, Keraton Buton ialah satu-satunya benteng di dunia yang memiliki kompleks hunian di dalamnya. Dimasa lalu, benteng ini menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Buton.
Benteng Wolio Buton mulai dibangun sejak masa pemerintahan La Sangaji, sultan ke-3 (1591-1597) dan selesai secara keseluruhan pada masa pemerintahan sultan ke-6 yakni La Buke Gafurul Wadudu (1632-1645).
Di dalam kawasan benteng terdapat masjid. Di halama masjid, berdiri kokoh tiang bendera (Kasulana Tombi). Tiang ini didirikan pada akhir abad ke-17 pada masa pemerintahan Sultan Sakiuddin Darul Alam.
Kala itu, tujuan pendirian tiang adalah untuk mengibarkan bendera kesultanan Buton, yaitu Longa Tonga. Adapun bahan tiang bendera adalah kayu jati dengan ketinggian 21 meter dari permukaan tanah.
Selain Benteng Wolio spot wisata menarik di Baubau antara lain Pantai Kamali, Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, Gua Lakasa, dan Bukit Palatiga. (Ilmaddin Husain)
Comment