Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan, Provider Terapkan Inovasi dan Digitalisasi

Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta

MEDIAWARTA, MAKASSAR – Yessi Kumalasari, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah IX, mengungkapkan bahwa para penyedia layanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara aktif mengimplementasikan inovasi dan digitalisasi untuk mencapai keberhasilan dalam transformasi mutu layanan.

Sejak awal tahun, fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan telah berkomitmen kuat untuk menerapkan transformasi mutu layananForo melalui Janji Layanan Program JKN. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas layanan bagi peserta JKN.

Menurut Yessi, Janji Layanan JKN mencakup pelayanan tanpa fotokopi, tanpa batasan hari rawat inap, tanpa diskriminasi, dan tanpa biaya tambahan saat menggunakan layanan kesehatan. Saat ini, peserta JKN aktif dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah, hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Nomor Induk Kependudukan (NIK).

“Jika peserta JKN menemui kendala saat menggunakan layanan kesehatan, mereka dapat mengambil langkah selanjutnya melalui Loket Pelayanan Informasi BPJS Kesehatan dan Portal Quick Response (POROS),” ungkapnya saat jumpa dengan awak media Makassar di Goodfields jalan Botolempengan Makassar, Selasa (12/12/2023).

Yessi menekankan bahwa pemberian Loket Pelayanan Informasi BPJS Kesehatan di seluruh rumah sakit mitra merupakan bukti nyata dari upaya transformasi mutu layanan. “Petugas yang ditunjuk akan memberikan informasi dan menangani pengaduan peserta JKN terkait pelayanan. Informasi tersebut akan dicatat melalui aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP),” tambahnya.

Terkait dengan POROS, Yessi menjelaskan bahwa ini adalah kode batang yang menyediakan Aplikasi Kesan dan Pesan Setelah Layanan (KESSAN), SIPP, Antrean, dan Web Skrinning. Peserta JKN dapat menggunakan POROS untuk mendapatkan dukungan layanan yang lebih mudah dan cepat.

“POROS BPJS Kesehatan dapat diakses oleh peserta JKN saat menerima layanan di fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan, melalui x-banner atau poster yang tersedia di area pendaftaran maupun pelayanan,” tambah Yessi.

Yessi yakin bahwa keberadaan loket pelayanan informasi BPJS Kesehatan dan POROS akan memberikan dampak positif pada peningkatan mutu layanan dan kepuasan peserta. “Saya berharap para wartawan dapat menyampaikan informasi mengenai transformasi mutu layanan ini kepada masyarakat, agar tercipta pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara,” pungkasnya.

Pendapat ini didukung oleh Wakil Kepala Rumah Sakit Angkatan Darat Tingkat II (RSAD Tk. II) Pelamonia Makassar, Jonaidi Mustafa. Ia mencatat bahwa pencapaian pendaftaran online melalui Aplikasi Mobile JKN di rumah sakitnya telah mencapai 95,06%, dengan tingkat kualitas 99,97%, dan waktu layanan rata-rata sekitar 90 menit.

“Kami berkomitmen untuk memastikan Loket Pelayanan Informasi BPJS Kesehatan dapat diakses dengan mudah, baik secara fisik maupun online, selama 24 jam setiap hari. Kami juga telah menerapkan sistem efisien untuk menerima, melacak, dan menyelesaikan keluhan dengan cepat,” ujar Jonaidi.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Kepala Divisi Medis Primaya Hospital Makassar, Ratih Fajarianny. Ia menjelaskan bahwa Primaya Hospital Makassar memiliki inovasi rujukan internal melalui Aplikasi P3K menggunakan browser bit.ly/p3kphma yang dilengkapi dengan fitur bridging Whats App.

Primaya Hospital, kata Ratih, juga telah mengintegrasikan Aplikasi Mobile JKN, WS RS, dan Whats App, dilengkapi dengan QCCode nomor kartu pasien peserta JKN yang dapat dibuka oleh pasien melalui Whats App.

“Pengiriman informasi dilakukan secara otomatis melalui sistem. Ini mencakup jadwal, dokter yang menangani, dan status pasien, baik yang lama maupun baru,” ungkapnya.

Sejak 30 Maret 2023, Primaya Hospital Makassar telah menerapkan Electronic Surat Eligibilitas Peserta (E-SEP) dengan bantuan mesin APM Finger Plus Barcode Scanner sebanyak dua mesin untuk rawat jalan dan rawat inap. Ini memungkinkan pasien JKN lama untuk tidak perlu antre di bagian registrasi, karena cukup melakukan fingerprint untuk menghasilkan E-SEP, dan registrasi dilakukan melalui cron job dengan ws BPJS finger.

“Struk tersebut akan dilengkapi dengan nomor antrean, waktu berobat, nomor serta nama dokter spesialis yang akan dituju,” jelasnya.

Wakil Kepala RSAD Tk. II Pelamonia Makassar dan Manajemen Primaya Hospital Makassar sepakat bahwa tantangan utama dalam implementasi adalah paradigma masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan perubahan sistem. Oleh karena itu, upaya sosialisasi dan edukasi kepada pasien peserta JKN harus ditingkatkan.

“Mari bersama-sama gencarkan sosialisasi dan edukasi ini untuk mendukung kesuksesan transformasi mutu layanan,” pungkas Jonaidi.

Comment