Wow, Ini Lagu yang Bisa Hilangkan Migrain dan Sakit Kepala

MEDIAWARTA.COM – Musik tidak hanya membuat sesorang semangat dan terhibur, tetapi musik juga dapat mengatasi migrain dan sakit kepala. Menurut penulis buku “Your Playlist Can Change Your Life”, Joseph Cardillo, pilihlah lagu yang bisa memberikan efek tenang terhadap diri kita.

Dikutip dari femina.co.id, Rabu (13/7/2016), Cardillo mencontohkan lagu penambah semangat ketika sakit kepala atau migrain yang belum juga kunjung reda.

You’re Going Down dari Sick Puppies, Kryptonite (Three Doors Down), No Way Back (Foo Fighters), Thunderstruck (ACDC), dan No Retreat, No Surrender (Bruce Springsteen). Sementara, untuk lagu penenang saraf ketika sakit kepala muncul, ia mengimbau untuk mendengar Every Breath You Take (Sting), Iris (Goo Goo Dolls), Saving Me (Nickelback), Double Trouble (Eric Clapton), dan Big Joe and Phantom 309 (Tom Waits).

Sekadar diketahui, migrain adalah gangguan kronis yang ditandai terjadinya sakit kepala ringan hingga berat yang sering terkait gejala-gejala sistem saraf otonom. Kata migrain berasal dari Yunani hemikrania, yang artinya rasa sakit di salah satu sisi kepala.

Tandanya berupa sakit kepala unilateral (hanya pada separuh bagian kepala), berdenyut-denyut, dan berlangsung selama dua hingga 72 jam. Gejala-gejala yang turut menyertai antara lain mual, muntah, fotofobia (semakin sensitif terhadap cahaya), fonofobia (semakin sensitif terhadap suara), dan rasa sakitnya semakin hebat bila beraktivitas fisik. Sekitar sepertiga penderita sakit kepala migrain mengalami aura, yaitu semacam gangguan visual, indera, bicara, atau gerak (motorik) yang menjadi pertanda sakit kepala tersebut akan segera muncul.

Migrain dianggap terjadi lantaran gabungan berbagai faktor lingkungan dan genetik. Sekitar dua pertiga kasus terjadi pada orang-orang yang sudah berkeluarga. Kadar hormon yang naik-turun juga dapat berpengaruh.

Migrain sedikit lebih banyak terjadi pada remaja pria ketimbang wanita sebelum masa puber, namun pada orang dewasa sekitar dua hingga tiga kali lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.

Kecenderungan migrain biasanya berkurang selama masa kehamilan. Mekanisme pasti migrain belum diketahui. Meski demikian, ada keyakinan penyakit ini disebabkan gangguan neurovaskuler. Teori utama yang mendasari adalah adanya hubungan meningkatnya keterangsangan korteks serebral dan kendali abnormal sel-sel syaraf rasa sakit di dalam nukleus trigeminal batang otak.

Manajemen dasar yang direkomendasikan, yaitu dengan analgesik sederhana seperti ibuprofen dan asetaminofen untuk sakit kepala, antiemetik untuk mual, dan menghindari pemicu timbulnya migrain.

Agensia khusus seperti triptan atau ergotamin mungkin dapat diaplikasikan bila analgesik sederhana tidak efektif. Lebih dari 10 persen jumlah penduduk di seluruh dunia pernah terkena migrain pada suatu ketika sepanjang hidup mereka.

Nisa Nasifah/Foto: 7-themes.com

Comment