BI Proyeksi Ekonomi Sulsel Tumbuh 2024

Pimpinan Bank Indonesia Sulsel saat bincang-bincang setelah memaparkan perkembangan kondisi perekonomian di Sulsel di Goodfields Cafe Makassar. Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta

MEDIAWARTA, MAKASSAR – BI optimis ekonomi Sulsel 2024 akan bertumbuh dengan baik. Kendati pada 2023, pertumbuhan ekonomi Sulsel yang terendah di Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua).

Demikian terungkap dalam acara Bincang Bersama Media (BBM) Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, di Goodfields Cafe Jl. Botolempangan No. 26, Makassar, Selasa (6/2/2024).

Dalam bincang bersama media itu terungkap, pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Selatan selama triwulan IV 2023, mencapai 3,79%. Itu merupakan angka terendah dibandingkan dengan 9 provinsi lain di Sulampua.

Secara keseluruhan, tahun 2023, ekonomi Sulsel hanya tumbuh sebesar 4,51% menempatkannya sebagai yang terendah ketiga di Sulampua.

Pada tahun 2024, diperkirakan tekanan inflasi akan tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5% +/- 1% seiring dengan perbaikan produksi pangan di tengah kondisi cuaca yang semakin kondusif. Menumbuhkan optimisme itu.

Namun, penambahan kabupaten Luwu Timur, Wajo, dan Sidrap dalam perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sulsel perlu diperhatikan, mengingat ketiga daerah tersebut masih mengalami defisit pada beberapa neraca komoditas pangan strategis.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda menjelaskan, rendahnya pertumbuhan ekonomi di Sulsel pada triwulan IV dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, disebabkan elnino yang membuat performance sektor pertanian menurun.

“Penurunan kinerja di triwulan IV di tahun 2023 sudah kami prediksikan semula. Beberapa sektor terutama di pertanian, itu justru performancenya negatif akibat elnino yang berkembang diakhir 2023,” ujar Rizki

Meski demikian kata Rizki, BI optimis, perekonomian Sulsel tahun 2024 akan mengalami peningkatan, disebabkan faktor-faktor tertentu.

Pertama, berkurangnya intensitas elnino yang diperkirakan akan lebih normal dibandingkan tahun sebelumnya.

Kedua, perhelatan pemilu juga diharapkan dapat memberikan dampak positif, terutama di sektor perdagangan dan industri pengolahan.

“Kampanye dan Pemilu 2024 dapat memberikan dampak multiplier effect dalam mendorong kinerja LU Perdagangan dan sektor akomodasi makan minum yang lebih tinggi, serta adanya hari raya besar keagamaan nasional,” ujarnya.

Proyeksi aliran uang keluar (outflow) periode Pemilu 2024 diprakirakan mencapai Rp1,26 triliun atau tumbuh positif sebesar 4,56% dari Pemilu sebelumnya. (Komang Ayu)

Comment