Pangdam XIV/Hasanuddin Dukung Pelestarian Budaya Pencak Silat Sulsel

MEDIAWARTA, MAKASSAR – Dukung pelestarian budaya bela diri nasional, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos., M.Tr (Han)., turut meriahkan pembukaan Festival Pencak Silat Budaya Antar Perguruan Silat se-Kota Makassar, bertempat di Tribun Lapangan Karebosi, Kota Makassar. Jumat (1/09/2023).

Festival silat budaya yang pertama kali ini, diadakan oleh Asosiasi Perguruan Pencak Silat Budaya Indonesia (APPSBI) Kota Makassar bekerjasama dengan KORMI Kota Makassar, merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya pencak silat di Prov. Sulsel, dimana dari berbagai perguruan silat di Indonesia seperti, perguruan tapak suci, budi sakti, rajawali, pagar nusa, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan berbagai perguruan Pencak silat lainnya turut andil pada kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Mayjen Totok yang juga salah satu Pesilat sejati, yang telah sah menjadi pendekar sejak tahun 1985 ini, mengaku bangga melihat anak remaja banyak menyukai bela diri pencak silat.

Untuk diketahui, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), orang nomor satu di Kodam XIV/Hasanuddin ini telah menjuarai berbagai perlombaan pencak silat. Ia pun telah menempati berbagai jabatan penting dalam organisasi pencak silat seperti IPSI pusat dan pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua IPSI DKI Jakarta.

Tak hanya itu, mantan Gubernur Akmil ini bahkan pernah menyiapkan kontingen pencak silat senior pada ajang Malaysia Open 2021, dengan meraih hasil yang membanggakan. Kontingen Indonesia kala itu berhasil membawa pulang 8 medali emas dari 9 kejuaraan yang dilombakan.

“Melalui event pencak silat ini mari sama-sama kita curahkan semangat bagaimana warga Indonesia khususnya Kota Makassar mencintai pencak silat, karena pencak silat ini merupakan budaya asli nenek moyang kita,” jelasnya.

Pada event Sulseltrabar Open Pencak Silat Piala KSAD 2023 lalu yang digelar di GOR Sudiang Kota Makassar, Jenderal Totok sempat menarik perhatian pasca ikut turun ke gelanggang dan menampilkan teknik-tekniknya, menurutnya filosofi bagi seorang Pesilat kalah dan jatuh merupakan hal yang biasa melainkan bagaimana cara mengelola diri untuk dapat bangun kembali bangkit dan menyerang.

“Seorang Pesilat sejati dia tidak akan mau mengalahkan lawan, mempermalukan lawan artinya kalau menang pun bagaimana lawan tidak diperlmalukan, kemudian tidak mau sistem keroyokan,” bebernya.

Perwira tinggi Angkatan Darat ini pun, menitip pesan untuk para peserta agar menjadikan ilmu silat sebagai bekal untuk menjadi pribadi lebih baik dan menjadi panutan, serta menjadi contoh suri tauladan dimanapun berada, baik dalam hal tata bicara, tata pemikiran maupun tingkah laku dan bukan untuk arogan.

Comment