Brussels, I’m in Love

Grotte Markt di pusat kota tua Brussels masih tampak anggun. Sisi-sisi bangunannya yang disinari cahaya fajar yang memerah saga membayang seperti kesatria dari masa lampau. Saya terhenyak, tergebah dari lamunan. Pagi sudah menyapa bumi di belahan barat Eropa ini. Brussels perlahan benderang disapa sang mata dewa dari langit bagian timur.

Siang ini rombongan akan kembali ke Tanah Air. Gadis berambut emas itu berjanji akan datang mengantar kami ke bandara. Via telepon yang berdering di kamar hotel malam kemarin juga, dia menyampaikan akan memberikan oleh-oleh dengan seribu kenangan yang tak terlupa kepada saya.

Sebuah ciuman madu, begitu katanya. Tapi saya menolak dan bilang terima kasih. Cukup cium jauh atau cium pipi saja. Karena kalau tidak, seseorang akan marah besar kepada saya.

Dan misuh-misuh tiga kali satu hari, persis seperti anjuran minum obat dari apotek.

Keterangan:

*Bersama Andorra, Liechtein, Luxembourg dan San Marino, Belgia yang terdiri dari tiga etnis besar (Belanda, Perancis, dan Jerman) biasa juga disebut sebagai negara liliput di Eropa. Liliput, karena luas daerahnya yang sangat kecil tidak sampai 20 ribu kilometer persegi, dengan jumlah penduduknya yang kurang lebih 10 juta jiwa.

Catatan:

Cerpen pernah dimuat di Majalah Gadis, Jakarta pada 2006 dengan judul From Brussels with Love.

Comment