David Aritanto :Imlek Bukan Perayaan Keagamaan

MEDIAWARTA,MAKASSAR,-Imlek bukan perayaan agama tapi perayaan musim semi yang memasuki waktu panen raya yang melimpah di negeri Tirai Bambu Cina yang kini dikenal dengan nama Tiongkok.

Berdasarkan buku tradisional Tiongkok kuno yang pernah dibacakan didepan saya oleh seorang guru bahasa mandarin senior yang juga budayawan yang pernah akrab dengan saya.

Alm Yonsi Lolo mengatakan, saat Imlek belum dikenal warga Tiongkok. Tahun barunya ditandai dengan masuknya musim semi dengan panen raya yang melimpah. Ini telah berlangsung ribuan tahun sebelum ada tahun perhitungannya.

Perhitungan Khong Zi Li sendiri muncul tak kala sosok tokoh Khong Hu Cu lahir dan santer dikenal sebagai nabi pendidikan. Khong Hu Cu yang mengajari warga Tiongkok kuno tentang tata krama, bakti kepada orangtua dan orang yang telah berjasa pada kehidupan negara dan bangsanya.

Karenanya banyak patung dewa dewi untuk mengenang mereka yang pernah ada dan dipandang berjasa. Maupun yang sekadar mereka buat penggambarannya. Pengikut Khong Hu Cu yang memulai melakukan perhitungan dengan lahirnya Khong Hu Cu. Karenanya disebut Khong Zi Li.

Sebelum ada perhitungan tahu baru Imlek sudah ada buku Tong Shu. Didalam buku Tong Shu telah ada rumusan rumusan perhitungan tahun demi tahun. Baik keadaan bintang, bulan, waktu, hari yang berpengaruh terhadap 12 shio. Ke-12 shio identik dengan simbol simbol keadaan kehidupan manusianya. Hal ini juga dikaitkan dengan keadaan Feng Shuinya. Feng Shui adalah simbol kesimbangan hidup.

Imlek adalah bahasa Hokkian. Hanya di Indonesia, hari raya tahun baru Tionghoa disebut Imlek. Imlek adalah bahasa suku Hokkian. Karena di Indpnesia banyak suku Hokkian.

Di Tiongkok sendiri hari rayanya tersebut Sin Chia artinya awal bulan baru. Dalam bahasa mandarinnya tersebut Xin Nian. Karenanya keliru juga bila setiap hari raya Imlek hanya Gong Zi Fa Chai yang tahu tersebutkan. Gong Zi Fa Chai hanya pelengkap ucapan selamat baru yang artinya semoga tiap tahun rejeki anda ada peningkatan.

Perayaan tahun baru Tionghoa sendiri hanya berlangsung selama 15 hari. Hari ke-15 ini disebut Cap Go Me. Juga bahasa Hokkian yang artinya hari ke 15. Setelahnya bukan lagi waktu ziarah atau waktu bagi Hong Pao atau ampao. Dalam rentang waktu 15 hari perayaan tahun baru Tionghoa.

Banyak sejarahnya yang pernah terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda beda. Misal munculnya kata Nian (sosok.makhluk) yang muncul tiap tahun. Sementara Xin artinya baru. Lalu kata nian melekat pada tahun. Kemudian muncul lagi ritual hari kedelapan Imlek yang dikenal sebagai sembahyang meja tinggi.

Peristiwa munculnya sejarah lampion merah dan hari kasih sayang kepada orangtu saat Cap Go Meh. Jadi perayaan Imlek sarat dengan berbagai latar sejarah yang sangat kuno ditanah Tiongkok. Semoga tulisan ini bermanfaat buat para pembaca.

Comment