Sekolah Islam Athirah Tanamkan Nilai Karakter Lewat Kegiatan “Sapa Pagi”

MEDIAWARTA, MAKASSAR — Sekolah Islam Athirah menegaskan komitmennya dalam membangun pendidikan karakter melalui penerapan budaya sekolah yang positif. Salah satu wujud nyata komitmen tersebut diwujudkan lewat kegiatan pembiasaan bertajuk “Sapa Pagi”.

Setiap pagi, para guru dan pegawai sekolah menyambut kedatangan siswa dengan salam, senyum, dan sapaan hangat.

Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas penyambutan, tetapi menjadi bagian dari strategi pembentukan karakter serta penguatan iklim sekolah yang inklusif dan berbudaya positif.

Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Wilayah Bukit Baruga, Mas Aman Uppi, mengatakan bahwa kegiatan Sapa Pagi dilaksanakan di seluruh unit Sekolah Islam Athirah, mulai dari jenjang TK hingga SMA. Pendekatan yang menitikberatkan pada relasi sosial dan emosional ini dinilai efektif dalam memperkuat karakter siswa.

“Kita ingin membangun kedekatan dengan siswa. Selain pembentukan karakter, kegiatan ini juga diharapkan menumbuhkan semangat belajar dan rasa percaya diri. Anak-anak yang merasa disambut dengan baik akan lebih siap mengikuti pembelajaran dan berinteraksi secara positif,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pendidikan holistik yang diterapkan Sekolah Islam Athirah, yakni mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh, baik dari aspek akademik, spiritual, maupun sosial emosional.

Melalui Sapa Pagi, sekolah berupaya menciptakan lingkungan yang menumbuhkan rasa nyaman, keterhubungan, dan tanggung jawab bersama.

Kepala SD Islam Athirah Bukit Baruga, Taswil, menjelaskan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap pagi sebelum proses pembelajaran dimulai. Menurutnya, suasana positif yang tercipta dari interaksi sederhana ini memberikan dampak langsung terhadap motivasi belajar siswa.

“Melalui pembiasaan ini, kami ingin menanamkan nilai sopan santun dan semangat belajar sejak awal hari. Siswa yang disambut dengan ramah biasanya lebih bersemangat dan fokus dalam mengikuti pelajaran,” jelasnya.

Taswil menambahkan, kegiatan Sapa Pagi juga menjadi sarana efektif dalam membangun komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Interaksi ringan di pagi hari memungkinkan guru memahami kondisi emosional siswa sebelum memasuki kelas.

“Kami bisa mengetahui kondisi emosional siswa sejak mereka datang. Hal ini membantu guru memberikan pendekatan yang tepat selama proses pembelajaran,” tambahnya.

Dengan pembiasaan sederhana ini, Sekolah Islam Athirah berupaya menghadirkan praktik pendidikan yang menyeimbangkan antara penguasaan pengetahuan dan pembentukan karakter.

Melalui Sapa Pagi, nilai-nilai Islami seperti ramah, peduli, dan menghormati sesama diwujudkan secara nyata dalam aktivitas keseharian di lingkungan sekolah.

Budaya positif ini diharapkan dapat terus menumbuhkan generasi yang berakhlak, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Comment